Intisari-online.com - Kenyataannya, manusia memang lebih senang berbicara ketimbang mendengar. Tidak heran kalau setiap hari kita bisa mendengar percakapan yang ramai, pertengkaran yang riuh, dan juga gosip-gosip yang menyebar.
Padahal, kebiasaan itu belum tentu menghasilkan kebaikan. Termasuk dalam hal menolong teman/sahabat/keluarga yang sedang menghadapi banyak kesulitan. Adakalanya dalam hubungan tersebut, kita perlu belajar mendengar lebih banyak ketimbang berbicara lebih banyak. Bagaimana caranya? Psychologytoday.com menjawabnya untuk kita.
(Rumus Menjadi Bijaksana: Lebih Sedikit Berbicara, Lebih Banyak Mendengar)
1. Tetaplah berada di sampingnya, dengarkan dia
Saat orang lain berada dalam kesulitan, belum tentu nasihat kita yang diperlukannya, tapi kehadiran kita. Ketika ia mengetahui bahwa ada orang yang mendukungnya, itu sudah cukup menghibur.
2. Berempati terhadap situasi orang lain
Cobalah untuk berempati pada posisi orang lain saat kita ingin menolong atau menghiburnya. Tunjukkan keprihatinan kita akan permasalahannya.
3. Boleh menasihati, tapi bukan untuk menunjukkan kehebatan diri
Misalnya ketika ingin memberi pendapat, upayakan bukan untuk mengajari atau mendiktenya. Misalnya gunakan kata-kata, “Mungkin saja aku salah, namun bagaimana kalau…”, “aku tidak yakin, tapi semoga…”. Cara ini dilakukan agar mereka tidak menganggap kita merasa sepele dengan problemnya.
4. Ceritakan kisah yang menginspirasi
Ketimbang langsung menasihati, cobalah menceritakan kisah yang bisa menyemangatinya. Namun pastikan cerita itu tidak terlalu panjang sehingga kita menguasai perbincangan.
5. Ajak dia berpikir lebih luas
Jika mereka tampak berpikir dengan pikiran yang sempit, coba dukung dia untuk membuka pikirannya dengan lebih luas. Berikan pendapat yang membuat pikirannya terbuka.
(Sebetulnya Otak Menuntun Kita Untuk Berempati Ketimbang Mementingkan Diri Sendiri)