Jika Melihat Kasus Akbar, Seberapa Besar Peluang Manusia Dimangsa Ular?

Moh Habib Asyhad

Editor

Inilah jenis ular piton yang menelan akbar
Inilah jenis ular piton yang menelan akbar

Intisari-Online.com -Kasus Akbar (25) yang dimangsa ular piton di kebun sawitnya di Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, memberi pelajaran berharga bagi kita sebagai manusia: jangan sekali-kali meremehkan hewan liar yang kehilangan habitatnya.

Selain itu, kasus ini juga memberi gambaran, bahwa pada beberapa kasus manusia memang mungkin dimangsa ular. Pertanyaannya kemudian, seberapa besar peluang manusia dimangsa ular?

(Yuk Berkenalan dengan Ular Piton yang Menelan Akbar di Kebun Sawitnya)

Pada dasarnya, ujar peneliti herpetologi dari Institute Pertanian Bogor (IPB) Mirza D Kusrini, peluang manusia dimakan atau dimangsa ular piton sangat kecil.

“Piton biasanya memangsa hewan seperti babi hutan dan rusa. Tapi, dalam kondisi tertentu, piton memang bisa memangsa manusia. Ada kasusnya tapi tidak banyak,” katanya. Pada hakikatnya, ia menambahkan, piton adalah hewan yang oportunis. Artinya, ia akan memangsa apa pun yang mungkin dimangsa.

Dalam kasus Akbar, Mirza menduga, piton tidak berhasil mendapatkan makanan setelah mencari sehingga akhirnya memangsa manusia. Piton bisa kekurangan mangsa karena hidup di lingkungan kebun sawit di mana keragaman mangsa kurang melimpah. Mangsa piton di kebun sawit kerap diusir karena dianggap hama.

Piton sendiri bisa jadi datang ke kebun sawit karena habitat aslinya sudah berkurang dan menjelma menjadi kebun sawit itu sendiri. Kekurangan mangsa merupakan sebab umum piton memangsa manusia. Tahun 2013, dua orang bocah di Amerika Serikat dimakan oleh piton yang kelaparan.

Piton yang jadi hewan piaraan itu lapar karena baru saja lepas dari kandangnya. Ia lantas masuk ke apartemen dan akhirnya menemukan dua bocah yang sedang tertidur.

Secara anatomi, ukurannya yang besar membuat piton bisa memakan apa pun. Mirza mengungkapkan, piton bahkan bisa memakan aligator, sapi, dan hewan lain yang ukurannya lebih besar dari manusia.

(Tak Kunjung Pulang Setelah Panen Sawit, Akbar Ditemukan Tertelan Ular Piton)

“Seperti ular lainnya, piton itu tidak memiliki rahang. Jadi dia bisa membuka mulutnya selebar apapun dan mengkontraksikan ototnya untuk mendorong mangsa masuk ke saluran pencernaannya,” kata Mirza.

Sekali mendapatkan mangsa, piton bisa diam hingga sebulan lamanya. Sebabnya, piton membutuhkan waktu yang lama untuk mencerna. Itulah sebabnya kenapa tubuh Akbar masih utuh ketika ditemukan warga.

Jalan satu-satunya untuk menghindari amukan ular piton adalah waspada. “Jangan pernah pergi sendiri saat di hutan. Pastikan selalu berada dalam rombongan jadi ada yang membantu,” katanya.

Piton biasanya berada di atas pohon. Jadi saat berjalan penting juga untuk melihat ke atas, mewaspadai keberadaan piton. Selain itu, penting untuk tidak mengganggu. Jika kita menemukan piton, lebih baik mundur alih-alih mengganggunya.

Menurutnya, ular pada umumnya merupakan hewan pemalu. Jika manusia menghindar, maka ular tidak akan mengejar seperti singa.

Artikel Terkait