Jangan Ceroboh Saat Bermain Slime, Tangan Anak Kita Bisa Terbakar, Lho!

Andrew Bari Dianto
,
Yoyok Prima Maulana

Tim Redaksi

Kathleen mengalami luka bakar sehabis membuat dan bermain Slime (ilustrasi)
Kathleen mengalami luka bakar sehabis membuat dan bermain Slime (ilustrasi)

Intisari-Online.com – Slime adalah gumpalan cairan kental yang bisa dimainkan dengan cara menekan atau memencetnya sehingga dapat berubah ke berbagai bentuk. Tutorial cara membuatnya pun bertebaran di internet.

Namun, jika sering membuat slime bersama anak-anak, kita harus lebih berhati-hati ketika sedang mencampur bahan-bahan kimianya agar tidak mengalami luka bakar seperti anak perempuan ini.

(HindariZatBerbahaya,Telitilah SaatMemilihMainanAnak)

Baru-baru ini, Kathleen Quinn, seorang anak perempuan berusia 11 tahun dari Massachusetts, AS, mengalami luka bakar tingkat 2 dan tingkat 3 di tangannya setelah membuat slime.

Menurut pendapat dokter yang menanganinya, hal ini kemungkinan terjadi akibat Kathleen yang terlalu sering melakukan kontak terhadap salah satu bahan untuk membuat slime.

Kathleen, mengalami luka bakar ini ketika ia membuat slime di rumah temannnya. “Tanganku berasa sangat panas dan gatal,” ujar Kathleen.

(TipsMemilihMainanAnak yangAman)

Siobhan, ibu Kathleen, mengatakan bahwa ketika ia menjemput Kathleen keesokan pagi harinya, Kathleen menangis kesakitan dan tangannya melepuh.

“Saya merasa sangat bersalah,” ujar Siobhan. “Saya merasa seperti ibu yang buruk.”

Keluarga Quinn memang mendukung Kathleen bermain dengan slimeagar tidak terlalu terpaku kepada gawai dan media sosial, seperti umumnya anak-anak di usianya saat ini.

“Tadinya aku merasa hal ini adalah hal yang baik,” ujar Siobhan kepada wcvb.com. “Aku mendukungnya, dan aku membelikan semua bahan-bahannya. Kathleen senang menjadi ilmuwan kecil.”

(MainanAnakAdalahAlatTesBakat yangBisaDipercaya)

Bahan utama slime buatan Kathleen adalah boraks, yang menurut para dokter adalah penyebab luka bakar di tangannya.

“Bacalah dengan cermat petunjuk yang tertera pada kemasan boraks, ketahuilah bahan-bahan apa saja yang kita campurkan (untuk membuat slime), karena akan berbahaya jika kita tidak mengetahuinya.” ujar Dr. Megan Hannon, dokter di South Shore Hospital, rumah sakit yang menangani Kathleen.

Meskipun akan pulih, Kathleen tidak masuk sekolah selama seminggu karena tangannya sedang di perban.

(InilahKoleksiMainanOrangTua yangTidakMain-main)

Kasus bisa kita jadikan pelajaran untuk para orangtua agar selalu mengawasi anak kita, apalagi ketika anak kita bermain dengan bahan-bahan kimia.

Selain itu, sebaiknya kita pelajari dulu dengan baik reaksi apa yang akan terjadi jika bahan kimia dicampur dengan bahan kimia lainnya, agar anak kita tidak mengalami apa yang dialami oleh Kathleen.

Artikel Terkait