Nah, demi melihat apakah spekulasi mereka benar, Ilardo dan Dr Nielsen memutuskan untuk melakukan perjalanan ke Indonesia.
Mereka lalu merekrut 59 warga syky Bajau yang bersedia memberikan sampel ludahnya untuk analisis DNA dan juga limpa mereka diukur secara ultrasonik.
Untuk bertindak sebagai kontrol, ia juga merekrut 34 anggota Saluan, sekelompok orang yang sangat dekat dengan tetangga Bajau.
Hasilnya menunjukkan bahwa orang suku Bajau 50% memiliki limpa yang lebih besar daripada Saluan.
Ini menunjukkan bahwa hal penelitian tersebut adalah silsilah Bajau. Di mana kemampuan menyelam suku Bajau dikarenakan mereka memiliki limpa yang lebih besar.
Perubahan gen tersebut dikarenakan mereka melakukan penyelaman ekstrem.
Ketika mereka melakukan penyelaman ekstrem, gen yang bertanggung jawab untuk produksi karbonat anhidrase, enzim yang memperlambat pembentukan karbon dioksida dalam aliran darah.
Pada akhirnya itu berpengaruh pada kontraksi otot di sekitar limpa.
Baca juga: Meski Berusia 3000 Tahun, Pedang dari Zaman Perunggu Ini Ditemukan dalam Kondisi Masih Tajam
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR