Dia mengatakan pada Sadako bahwa bangau itu suci bagi orang Jepang dan hidup selama lebih dari seribu tahun.
Chizuko juga mengatakan jika orang sakit melipat seribu bangau, dia pasti akan sembuh.
Dengan harapan ingin tetap hidup yang dimilikinya, Sadako melipat kertas setiap hari agar bisa sembuh.
Kadang sehari Sadako bisa melipat hingga 20 bangau, kadang hanya melipat 3 karena penyakit itu membuatnya semakin lemah.
Namun, sayangnya suatu hari dia gagal. Sadako meninggal secara tragis pada 25 Oktober 1955 dan hanya berhasil melipat 644 bangau.
Untuk meneruskan perjuangannya, teman-temannya membantu melipat 356 kertas yang tersisa.
Baca Juga: Supir Bus ini Setiap Hari Terpaksa Pakai Rompi Anti-Tusuk karena 'Digilai' Penumpangnya
Teman-temanya sangat mengagumi semangat Sadako yang berani dan penuh harapan.
Mereka juga mengumpulkan uang untuk membangun monumen Damai dan Cinta dalam memori Sadako.
Monumen ini kini disebut Monumen Perdamaian Anak-anak yang berada tepat di tengah Hiroshima, tepat bom dijatuhkan.
Patung itu menggambarkan Sadako berdiri di Gunung Surga, memegang derek emas di tangannya yang terulur.
Source | : | news24.com,teachersofindia.org |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR