Sayang bukti-bukti lain tidak ada. Yang pasti ialah bahwa benar orang Belanda sudah ada di pulau Jawa ketika Mataram masih berpusat di Kotagede. Jadi sewaktu masa pemerintahan Panembahan Senopati (1580-1601) dan puteranya Sunan Anyokrowati (1601-1613).
Baca juga: Perilaku 'Sadis' Raja-raja Mataram saat Meminta Berkah dari Nyai Roro Kidul
Tanggal 6 Juni 1667 Kompeni di Batavia menerima surat dari Residen Banten Ocker Ockerse. Isinya menyebutkan bahwa di Banten telah mendarat dua orang Biarawan Katolik yang terusir dari Makasar karena perang saudara yang terjadi di sana. Keduanya meminta ijin untuk menumpang kapal VOC ke Batavia, sebelum mereka melanjutkan pelayaran ke Timor.
Belum sempat pihak Batavia memberikan putusan, tanggal 18 Juni diterima surat pula dari Residen Ockerse yang memberitakan bahwa di Banten mendarat pula seorang Biarawan Katolik dari Ordo Fransiskan.
Semula ia meminta ijin Sultan Banten untuk menetap di Banten, namun ijin itu ditolak sehingga iapun bermaksud meneruskan pelayarannya ke Timor bersama dua orang rekannya terdahulu.
Pada masa itu pihak Kompeni masih mengidentikkan Katolik dengan Portugis atau Spanyol yang menjadi saingan dan musuh utamanya. Karena itu Batavia melarang mereka menumpang kapal VOC ataupun singgah di Batavia.
Baca juga: Polah 'Sadis' Raja-raja Mataram di Sela-sela Waktu Semadi Meminta Berkah dari Nyai Roro Kidul
Ketiga Biarawan itu akhirnya berlayar dengan kapal lain melalui Laut Selatan, karena takut disergap kapal-kapal VOC bila melalui Laut Jawa.
Semenjak itu berita tentang mereka tidak terdengar lagi. Begitu pula tidak ada catatan bahwa di Timor pernah datang tiga Biarawan dari Banten.
Namun tanggal 6 Nopember 1668 di Batavia datang lagi sulat dari Residen Ockerse yang antara lain memberitakan bahwa, seorang Biarawan Katolik telah diutus oleh Sunan Mataram untuk melamar Puteri Sultan Banten bagi Putrera Mahkota Mataram.
Sampai di sini kita lalu teringat pada ceritera tentang tawanan orang kulit putih dengan pakaian jubah panjang warna putih, yang mula-mula dijadikan budak dan akhirnya menjadi Menteri.
Baca juga: Sultan HB IX Akui Pernah Bertemu Nyai Roro Kidul, Ini Caranya
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR