Jika Selat Hormuz sampai diblokade oleh kapal-kapal selam dan kapal perang Iran, tidak hanya AS saja yang kerepotan untuk mengangkut minyaknya tapi juga Arab Saudi.
Sebagai persenjataan untuk menghancurkan kapal-kapal perang AS, Iran sendiri telah memiliki rudal Khalij yang bisa menghantam sasaran sejauh 300 km.
Rudal yang bisa membawa bahan peledak hingga 650 kg ini bahkan diklaim oleh Iran sebagai rudal yang sangat efektif untuk menghancurkan kapal-kapal induk AS.
Sementara rudal pertahanan udara S-300 buatan Rusia yang sudah dimiliki oleh Iran juga merupakan rudal paling efektif untuk merontokkan jet-jet tempur atau rudal AS yang sedang digunakan untuk menyerang Iran.
Baca juga: Diprediksi akan Berperang Bulan Depan, Ini Perbandingan Kekuatan Militer Iran dan AS
Sedangkan pasukan Hezbollah dukungan Iran yang hingga saat ini masih bercokol di Palestina, dikenal merupakan pasukan gerilyawan yang efektif untuk menyerang sekutu AS, Israel.
Oleh karena itu, jika pecah perang AS-Iran, dan Israel ingin segera melibatkan diri, ‘halaman rumah’ Israel sudah terlebih dahulu dihujani ribuan roket dan rudal Hezbollah dari daratan Palestina.
Dengan pertimbangan seperti itu maka jika AS ingin menyerang Iran secara militer memang harus berpikir dua kali.
Source | : | military.com,national interest,global fire power |
Penulis | : | Agustinus Winardi |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR