"Ini suatu karunia yang besar, yang untuk diimpikan pun saya tidak berani," tukasnya. Semakin intens mencari, Ebiet merasa semakin perlu terus bersyukur. Lalu menyuarakan kebenaranNya. Inipula yang dirasakan Deddy dan Christine mendorong mereka untuk semakin intens mencari dan mendekati Tuhan.
"Ape sih yang Tuhan tidak kasih ke gue? Rumah, mobil, nama? Nah semue ini kan Die yang ngatur. Terus terang, gue jadi makin ngerasain, betapa baeknya Tuhan sama gue," ungkap Deddy.
Donny Fatah, bassis God Bless, pun merasakan kenikmatan semacam itu. Itulah yang kemudian membuat kepekaannya terhadap lingkungan sekitar dan alam makin hari makin peka. Dengan kepekaan semacam itu, Donny mendekati Tuhan. Biasanya ia kongkretkan waktu sholat tahajjud tengah malam.
Jalan Sesat
Pengalaman hidup dan berbagai fenomena kehidupan di dunia, mewamai pengalaman mereka mencari Tuhan. Iwan Fals butuh waktu enam bulan. Yang lain melakukannya bertahun-tahun.
Iwan mengalami proses yang rada unik. Misalnya, dia sempat mikir. "Agama kan ngajahn kebaikan, tapi dalam sejarah agama kok ada perang. Lantas perang Iran-Irak itu. Orang sama-sama bilang Allahu Akbar, tapi koq pada perang..ada yang mati. Kontradiksi banget..ini bener apa tidak sih? Apa memang salah dari Tuhan?" ceritanya. Lantas dia mikir ke soal yang lebih berat. Soal penciptaan Bimasakti.
"Kan seperti gelas yang tidak pernah tahu siapa pembuatnya, apa rahasia di balik pembuatannya..kayak gitulah manusia sama Tuhan. Urusan Tuhan adalah urusan Tuhan. Logika kita tidak nyampe.. Udah terima aja," ucapnya.
Sejak itu, mulailah menjalar berbagai pikiran. "Gue gladak gluduk, ngebayangin kalo nanti mati setiap mau tidur. Setelah itu, gue sampai pada keyakinaa.ada suatu zat Yang Maha dari segala yang maha.. yang lebih kuat dari segalanya..gue harus patuh," jelasnya.
Deddy Mizwar, terusik soal lain. Umpamanya soal bayi tabung. Soal teknologi yang makin maju. Kesemuanya menggugah dia. "Tapi, mulainya sih waktu gue bingung dapet pelajaran agama dari ustad yang satu ke ustad yang lain. Koq bedabeda," katanya. Makanya, Deddy yang sejak bocah sudah mengajar mengaji anak-anak di kampungnya, sempat kecewa.
"Akhirnya pas kawin, istri gue hamil, gue mikir. Makhluk kaya ape yang ade di perut istri gue. Bayangin, kita dikasih amanat, tanggungjawab lewat istri kita, makhluk yang tidak pernah kita kenal sebelumnya. Ini nyadarin gue, buat balik lagi mempelajari agama. Ini juga yang memperkaya batin gue," sambung Deddy.
Proses yang dialami Debby dan Hari, menjadi menarik karena keduanya pernah masuk ke dalam aliran yang menggegerkan umat Islam di Indonesia. Yakni aliran Islam Jamaah dan Kelompok Imron yang dinilai sesat itu.
Ketika sedang menggebu-gebu mempelajari Islam, Debby tersuruk aliran Islam Jamaah itu. Bahkan dia sempat menjadi menantu pemimpin aliran itu. Bahkan membuka pengajian yang diikuti juga oleh beberapa artis lain, seperti Keenan Nasution, Ida Royani, Benyamin S, dan lainnya.
"Setelah saya tahu itu sesat, saya keluar," katanya. Kini, dia mendirikan Yayasan Asalafush Saleh, bersama Keenan, Sitoresmi, Fariz R.M, Hari Sabar, dan sejumlah pemusik lain gang Pegangsaan yang merasa lebih kritis lagi dalam menerjuni musik. Melalui yayasan itu, kelak dis ingin mendidik remaja dan mahasiswa menjadi kader-kader mubalig paten.
Proses panjang yang memakan waktu lama itu, menurut Ebiet, akan makin membuat kita matang. Karena makin umur dan pengalaman bertambah, maka makin matanglah dia.
"Semakin terlihat campur tangan Tuhan dalam kehidupan kita," tutur Ebiet. Atau seperti kata Iwan Fals, hidupnya secara mental makin aman. "Biasa, kalo secara mental aman, secara fisik juga aman," kilah Iwan.
Kendati begitu, untuk mencapai ke tahap itu, masih dibutuhkan hijab (pencerahan -red), yang membuka sukma dan jiwa. Melakukan pencarian, juga butuh pengorbanan.
Misalnya, tidak melakukan hal-hal yang menyenangkan, tapi dibenci Tuhan. Termasuk diketawain orang dan dituding munafik. Itulah risiko. Tanpa begitu, apa sih artinya pencarian? (din)
Source | : | majalah hai |
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR