Tanpa membuang waktu sebagai komandan operator bom, Suryadarma pun membidik salah satu kapal perang Jepang jenis penjelajah berat (cruisser) dan kemudian memberikan aba-aba kepada kedua Glenn Martin lainnya melalui radio untuk segera menjatuhkan bom.
Sejumlah bom pun jatuh secara bersamaan dari ketiga Glenn Martin dan bom-bom itu berhasil menenggelamkan satu kapal penjelajah Jepang yang ukurannya seperti KRI Irian yang pernah dimiliki TNI AL.
Tapi serangan udara terhadap konvoi kapal perang Jepang harus dibayar mahal.
Dua pesawat Glenn Martin lainnya tertembak jatuh setelah disergap Zero, dan pesawat Glenn Martin yang diawaki Suryadarma sendiri juga mengalami rusak parah.
Namun meski pilotnya dalam keadaan terluka parah, Glenn Martin M-588 bisa mendarat kembali ke Pangkalan Udara Manggar dengan selamat.
Meski pasukan Belanda berusaha melawan pasukan Jepang yang kemudian mendarat di Indonesia (Hindia Belanda), militer Belanda akhirnya menyerah.
Suryadarma sendiri kemudian bergabung dengan pasukan RI untuk bertempur melawan Jepang dan juga melawan Belanda dalam Perang Kemerdekaan.
Dalam perjalanan karier militernya, Suryadarma ternyata juga berhasil menjadi orang dekatnya Presiden Soekarno.
Suryadarma, seperti termaktub dalam buku Bapak Angkatan Udara Suryadi Suryadarma, kemudian diangkat sebagi KSAU pertama AURI/TNI AU dan diberi kepercayaan penuh untuk mengembangkan AURI sehingga mendapat julukan Bapak Angkatan Udara.
Source | : | dari berbagai sumber |
Penulis | : | Agustinus Winardi |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR