Saat itu kebetulan setiap personel Kopaska hanya mendapat pembagian kondom dalam jumlah terbatas.
Sehingga mereka sudah membayangkan misi peledakan bawah air akan mengalami kesulitan akibat kekurangan kondom itu.
Pada awal Agustus 1962 pasukan Kopaska sudah tiba di Teluk Peleng, Maluku dan bersama pasukan lainnya sudah siap melaksanakan operasi tempur habis-habisan (all out) melawan pasukan Belanda.
Misi tempur mereka bahkan bersifat one way tiket atau siap gugur dalam pertempuran demi bangsa dan negara.
Apalagi salah satu tugas mereka adalah meledakkan kapal-kapal perang Belanda menggunakan torpedo yang dikendalikan manusia dan merupakan misi beresiko sangat tinggi.
Tapi karena pasukan Belanda akhirnya merasa gentar dengan persiapan tempur APRI yang begitu lengkap.
Pasalnya APRI juga mengerahkan pesawat pembom nuklir Tu-16 buatan Rusia , Belanda akhirnya lebih memilih langkah diplomasi dan menyerahkan Irian Barat ke Indonesia melalui PBB pada 15 Agustus 1962.
Semua pasukan APRI pun kemudian ditarik ke Jakarta (Jawa) termasuk pasukan Kopaska yang kemudian kembali ke pangkalan untuk terus berlatih dan berlatih demi kesiapan menjalankan misi tempur rahasia di mana saja.
(Sumber : Kopaska Spesialis Pertempuran Laut Khusus, TNI AL, 2012).
Baca juga: 7 Rahasia Bugar Vladimir Putin, Salah Satunya Bangun Siang dan Sarapan di Tengah hari
Source | : | dari berbagai sumber |
Penulis | : | Agustinus Winardi |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR