Intisari-Online.com -Salah satu yang bahagia dengan rencana kedatangan Raja Salmana ke Indonesia adalah warga keturunan Arab yang ada di Bali. Menurut mereka, kedatangan Raja Arab Saudi ke Pulau Dewata itu bisa menepis citra Bali sebagai sarang teroris sejak peristiwa Bom Bali awal 2000-an lalu.
Raja Salman bin Abdulaziz Al-Saud rencana akan ke Bali pada 4 Maret 2017.
Menurut Fauzi bin Abdul Hamid, tokoh warga keturunan Arab yang tinggal di Denpasar, kedatangan Raja Salman menunjukkan bahwa Islam itu bersaudara dengan siapa saja. Pria yang biasa dipanggil Ustaz Fauzi itu sendiri awalnya merasa terkejut dengan rencana itu.
(Sebelum Sarapan, Baiknya Mengonsumsi Minuman Ini Supaya Racun dalam Tubuh Kita Hilang)
Senada dengan Ustaz Fauzi, Said Bathaf bahkan mengiria rencana kedatangan Raja Salman ke Bali hanya hoax, palsu. Tapi lepas dari itu, juga bersuyukur dengan rencana itu. Ia berharap kedatangan itu memberikan angin segar kepada umat Islam yang ada di Bali untuk menepis isu negatif tentang teroris pasca-peristiwa bom Bali beberapa tahun silam.
“Peristiwa pengemboman di Kuta adalah luka tersendiri bagi kami yang ada di Bali. Islam dianggap sebagai agama teroris, padahal Islam itu agama yang mengajarkan kedamaian. Walaupun kami tinggal rukun dan damai di sini, tetapi tetap seperti ada yang mengganjal dan semoga kedatangan Raja Salman ke Bali bisa menepis itu semua,” kata laki-laki keturunan Arab yang lahir Karangsem, Bali, ini.
Saat ini, menurut Said, yang sudah berusia 78, dari 14 persen umat Islam yang tinggal di Bali, 3 persen di antaranya adalah keturunan Arab. Mereka beranak-pinak di Bali dan menjadi bagian dari negara Indonesia. Said sendiri mengaku sebagai generasi ketiga keturunan Araba yang tinggal di Bali. Kakeknya asli kelahiran Hadramaut.
Seperti disinggung di awal, Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al-Saud rencananya akan berlibur ke Bali pada 4 hingga 9 Maret 2017 setelah melakukan pertemuan kenegaraan di Jakarta.
Rombongan Raja Salman diperkirakan berjumlah 1.000 orang, termasuk 25 pangeran dan 10 menteri dengan menggunakan tujuh pesawat. Rencananya, Raja Salman akan menghabiskan waktu liburan di Bali hingga tanggal 9 Maret 2017.