Bulan Agustus 1961, ia menyombongkan bahwa ia sudah menemukan tempat harta karun yang dimaksudkan. Tetapi beberapa hari kemudian tubuhnya ditemukan tertembus beberapa peluru. Di Bastia orang-orang bilang bahwa ini perbuatan Mafia.
Bahkan ada yang menyatakan bahwa Mafia telah menculik Fleig tetapi Fleig bisa meloloskan diri. Yang pasti ialah bahwa Fleig menghilang tanpa bisa ditemukan jejaknya.
Fleig bukan orang satu-satunya yang "menyisiri" tempat itu. Sepuluh tahun sebelumnya seorang pengacara Bastia mencoba mengadii untung di sana.
Ia mencarter kapal pesiar ukuran 120 ton: Starlene. Tetapi kapal pesiar itu digilas oleh kapal uap Sampero Corso. Ketika itupun orang-orang berkata bahwa ini perbuatan Mafia.
Baca juga: Dilarang Bersenda Gurau di Kamp Konsentrasi Nazi di Auschwitz, Membantah Bisa Berbahaya
Tahun 1963, putera tunggal Marsekal Rommel, Manfred Rommel, mengadakan penyelidikan di bawah laut yang misterius di perairan Alicante, Spanyol. Ia ditemani oleh manusia-manusia katak professional dan petualang-petualang freelance. Semuanya orang Jerman. Merekapun mencari harta rampasan Afrika Korps.
Manfred Rommel pergi ke Benidorm, tidak jauh dari Alicante, untuk menemui seseorang bernama Marvelli. Marvelli ini setengah "illusionist", setengah astrolog.
la merupakan orang kepercayaan Rommel dalam masa perang, orang yang dipercayai untuk menjalankan misi-misi yang penting. Manfred Rommel mengharapkan orang ini tahu dimana harta karun disembunyikan.
Tetapi ekspedisi inipun gagal pula. Meskipun ekspedisi-ekspedisi sebelumnya gagal, tetapi Bruno Pietrangeli, si nelayan koral yakin bahwa ia mungkin lebih beruntung.
Betulkahi perairan Sardinia ini merupakan tempat harta rajahan itu disembunyikan? Ada yang bilang bahwa 10 peti yang konon berisi emas permata itu jangan-jangan terletak di bawah kubur-kubur tentara Jerman di pekuburan El Alamein. (AFP)
Baca juga: Di Blok Maut Kamp Konsentrasi Nazi Ini Rambut Para Korban yang Tewas Dijadikan Bahan Tekstil, Sadis!
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR