Intisari-Online.com - Hipertrikosis adalah kelainan di mana ada pertumbuhan rambut yang tidak normal untuk beberapa orang tanpa memikirkan usia, jenis kelamin, dan ras pada suatu area tubuh tertentu. Sebagian besar mengalami di area wajah. Beberapa orang menyebut penderita hipertrikosis ini dengan manusia berbulu.
Ada beberapa penyebab hipertrikosis. Seperti perubahan dari tipe rambut veluus ke tipe rambut terminal. Atau dari fase anagen/fase pertumbuhan rambut yang diperpanjang sehingga mengurangi jumlah rambut pada fase telogen.
Meskipun memiliki kondisi ‘berbeda’ dengan manusia pada umumnya, ada beberapa penderita hipertrikosis yang tetap menjalani kehidupan dengan normal. Karena pada akhirnya mereka tetap bersyukur dengan segala kondisi yang diterima. Siapa saja orang-orang spesial ini? Berikut penjelasannya.
(Inilah Lima Kasus Kembar Siam yang Paling Dikenang)
1. Yu Zhenhuan
Yu lahir di kota Anshan, China, pada 1979. Namun rambut tebal mulai tumbuh di sekitar tubuhnya pada usia dua tahun. Sampai saat ini, tubuh Yu sudah tertutup rambut sekitar 96 persen, termasuk wajahnya. Pada 2008, Yu mendaftarkan diri pada situs kencan online untuk mencari pacar. Bahkan ia dengan bangga menyebut dirinya King Kong karena tubuhnya berbulu dan masuk Guinness Book of Records.
Tahun 2009, Yu berencana menghilangkan seluruh rambut ditubuhnya dengan perawatan laser untuk menikahi pacarnya. Sayang aksi ini gagal. Tidak menyerah, ia sekarang menjadi bintang musik rock di China.
2. Larry dan Danny Ramos Gomes
Siapa yang tidak sedih disebut anak serigala oleh orang lain? Itulah yang dirasakan dua bersaudara Victor ‘Larry’ dan Gabriel ‘Danny’ Ramos Gomez saat masih kecil. Namun serangkaian hinaan itu malah membuat keduanya menujukkan sisi lain mereka ketika mengikuti acara sirkus dan tampil sebagai bintang televisi. Bahkan Danny memiliki pacar yang bernama Hilda. Selain ada Hilda, kedua saudara ini juga memiliki keluarga dan sahabat yang menyayanginya.
bersambung ke halaman 2...
Penulis | : | Mentari Desiani Pramudita |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR