Intisari-Online.com - Pemerintah memastikan sektor infrastruktur konektivitas di Indonesia bagian timur terutama Papua menjadi prioritas.
Hal itu dibuktikan dengan proporsi anggaran lebih besar yang diberikan pada 2017 ini.
(Darurat Hoax Bukan Sekadar Hoax!)
"Saya enggak hafal berapa angka pastinya. Tetapi sekarang proporsinya khusus ke-bina marga-an antara Indonesia Barat dan Timur, kebanyakan di Indonesia Timur, yakni 60 persen berbanding 40 persen," tutur Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Arie Setiadi Moerwanto, di Jakarta, Selasa (31/1/2017), seperti dikutip dari kompas.com.
Untuk tahun ini, khusus di Papua, Ditjen Bina Marga mengalokasikan dana lebih dari Rp2 triliun, dan porsinya akan terus seperti itu hingga 2019 mendatang.
(Terungkap, Penyebab Kematian Puluhan Balita di Papua)
Sebagaimana diketahui, anggaran yang diterima Ditjen Bina Marga pada tahun ini senilai Rp41,393 triliun atau 40,78 persen dari total APBN 2017 Kementerian PUPR.
Salah pembangunan konektivitas masif di Papua adalah Jalan Trans Papua yang ditargetkan bisa rampung dan tersambung seluruhnya pada periode 2018-2019 mendatang.
Jalan Trans Papua ini dirancang sepanjang 4.330,07 kilometer. Hingga akhir tahun 2016, sudah tembus 3.851,93 kilometer.
Jalan ini membentang, dan menghubungkan berbagai wilayah di Papua, yakni dari Kwatisore-Nabire-Wagete-Enarotali-Ilaga-Mulia-Usilimo-Wamena-Elelil-Jayapura-Wamena-Habema-Kenyam-Mumugu.
Kemudian juga melewati wilayah Kenyam-Dekai-Oksibil-Waropko-Tanah Merah-Merauke-Wagete-Timika.
Meski dalam pembangunannya melewati medan yang sulit lantaran harus menembus gunung dan membelah bukit, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menargetkan Jalan Trans Papua bisa tembus lebih panjang pada tahun ini.
"Kami targetkan hingga akhir tahun ini bertambah menjadi 3.963,87 kilometer, sehingga hanya tersisa 366,20 kilometer saja," jelasnya.
Sementara untuk pembangunan jalan baru di Jalan Trans Papua tahun lalu mencapai 231,27 kilometer, untuk tahun ini akan ada penambahan jalan baru 143,35 kilometer.
Basuki menuturkan, salah ruas jalan yang menjadi fokus Kementerian PUPR adalah yang menghubungkan wilayah pegunungan Wamena-Habema-Kenyam-Mamugu sepanjang 278,6 kilometer yang ditargetkan tersambung tahun ini.
Kehadiran jalan tersebut sangat penting untuk menekan tingginya harga komoditas dan barang kebutuhan masyarakat yang tinggal di pegunungan Wamena.
Rencanannya Februari 2017 ruas tersebut akan dikunjungi oleh Presiden RI Joko Widodo.
Terkait Jalan Perbatasan Papua dengan total panjang 1.098,2 kilometer, telah ditangani hingga tahun 2016 sepanjang 884,3 kilometer.
Sedangkan tahun 2017 akan dibangun 8 kilometer jalan baru, sehingga hingga akhir tahun 2017 ditargetkan 892,3 kilometer sudah tembus.