Intisari-Online.com -Ternyata Soeharto bukan satu-satunya presiden di dunia yang punya masa jabatan sangat lama. Di belahan bumi lainnya bahkan ada yang lebih lama dari Bapak Pembangunan kita itu.
Benar, Presiden Angola Jose Eduardo dos Santos punya masa jabatan lebih lama dibanding Soeharto. Jika Soeharto 31 tahun, maka Jose Eduardo menjabat selama37 tahun.
(Soal Bisnis Politik, Inilah 3 Persamaan Donald Trump dan Soeharto)
Kabarnya, laki-laki yang menjabat sebagai Presiden Angola sejak 1979 itu tidak akan mencalonkan diri kembali dalam pemilihan presiden Agustus mendatang.
Meski demikian, Dos Santos menunjuk menteri pertahanan Joao Manuel Goncalves Laorenco sebagai kandidat penerusnya. Lourenco, seorang mantan jenderal, muncul sebagai kandidat presiden Angola tahun lalu dalam sidang partai Gerakan Rakyat untuk Pembebasan Angola (MPLA).
Sesuai dengan konstitusi negara itu, presiden tak dipilih langsung tetapi pemimpin partai pemenang pemilu otomatis menjadi presiden. Padahal, sebagai partai politik MPLA nyaris tak memiliki pesaing berarti. Sehingga hampir pasti akan memenangkan pemilihan umum.
Sudah disinggung di awal, Dos Santos berkuasa sejak September 1979, sekaligus menjadikannya presiden yang berkuasa paling lama di Afrika setelah presiden Guinea Ekuatorial, Teodoro Obiang Nguema.
Saat Dos Santos berkuasa, menyusul kematian mendadak presiden pertama Angola Agostinho Neto, perang saudara sudah pecah terjadi antara MPLA dan pemberontak UNITA. Perang saudara yang pecah empat tahun setelah negeri itu merdeka dari Portugal berakhir pada 2002.
Setelah perang berakhir, pemerintah memiliki waktu mengeksploitasi kekayaan negeri itu yakni minyak bumi yang hasilnya digunakan untuk memperbaiki infrastruktur negeri itu.
Meski demikian, jutaan warga Angola masih hidup dalam kemiskinan dan sejak harga minyak dunia jatuh pada 2013 negeri itu menderita krisis ekonomi. Namun, sosok Dos Santos bagi sebagian besar warga Angola masih dianggap sangat berjasa mengakhir perang saudara di negeri itu.
“Dalam beberapa hal dia (Dos Santos) adalah sosok ayah bagi bangsa ini. Dia dipandang sebagai sosok yang mengakhiri perang saudara,” kata Soren Kirk Jensen, pakar Angola di lembaga riset Chatham House, London.