Intisari-Online.com – Kalau ulang tahun perkawinan ke-10 dikenal dengan istilah perkawinan timah, maka ulang tahun perkawinan yang ke-20 dikenal sebagai perkawinan tembikar. Pasangan suami-istri yang bisa melewati ini pasti akan merasakan sebuah kebahagiaan.
Tetapi bagi Cindy dan Scoot Cafian dari Suffolk, Virginia, perayaan ulang tahun perkawinan kaliini terasa jauh lebih mengharukandan jauh lebih berharga.
Cindy, 45, memiliki kelainan genetik yang disebut penyakit ginjal polikistik, menyebabkan kista tumbuh di dalam ginjal. Kista ini membuat ginjal menjadi lebih besar dari seharusnya dan merusak jaringan ginjal yang dapat menyebabkan komplikasi lebih lanjut. Ibunya, paman, dan kakeknya pernah mengalami transplantasi sukses. Sementara Cindy didiagnosis mengalami kelainan tersebut pada usia 22, hingga umurnya 38 ternyata fungsi ginjalnya mulai menurun drastis.
“Pada usia 40, saya terdaftar pada daftar transplantasi dan disiapkan untuk menjalani dialisis (cuci darah),” katanya kepada TODAY.
Semakin penyakitnya berkembang, pasangan ini lalu mendiskusikan kemungkinan Scott betindak sebagai donor ginjalnya. Pada tahun 2013, ia melakukan tes dan ternyata positif. Tapi Cindy tidak siap untuk itu.
“Suatu hal yang besar untuk meminta seseorang, pasangan kita, ayah dari anak-anak kita,” katanya. “Bagaimana jika sesuatu yang tidak beres terjadi? Cukup sulit untuk melewati transplantasi dengan seseorang yang tidak kita kenal. Tetapi bahkan lebih sulit untuk menerima hadiah dari seseorang yang kita cintai.”
Scott, 47, tidak memiliki masalah pada kesehatan dan pada akhir 2014, ia mulai mendorong itu pada istrinya.
“Dialisis itu menyakitkan. Sungguh melemahkan. Dan ini mengambil waktu dari tugas menjadi seorang ibu, dan saya tidak mengatakan dengan cara menghakimi. Itulah yang ia sukai,” jelas Scott.
September yang lalu, setelah prosedur invasif pada Cindy dengan satu ginjal yang tersisa, ia tinggal pada titik puncaknya.
“Saya melihat Scott di sofa, dan saya katakan, ‘Kau berhak memiliki istri. Anak-anak layak memiliki seorang ibu. Dan saya pantas untuk memiliki hidup, bukan hanya ada’,” kenang Cindy.
Waktu berlalu dengan cepat sejak itu. “Seperti ketika saya sedang duduk di garis start, lalu ketika Cindy bilang ya, saya tidak sabar untuk memulainya,” kata Scott. Dua hari kemudian, mereka bertemu dengan dokter untuk penjadwalan tes dan perjanjian.
Scott merasa diberkati atas sumbangannya. “Setelah sadar dari anestesi, saya punya dua pertanyaan. Apakah ia baik-baik saja? Dan, apakah itu berhasil?” katanya. “Ketika ibu mertua saya berdiri di sana, dan mengatakan ginjalnya bekerja….” Scott terdiam, emosional. “Luar biasa.”