Intisari-Online.com - Kita tahu bahwa dari hasil cek darah bisa diketahui beberapa indikator kesehatan kita seperti tingkat kolesterol, jumlah sel darah merah dan putih, serta kekurangan nutrisi.
Namun tahukah Anda bahwa dari tes darah juga bisa terungkap “umur biologis” atau suasana hati kita?
“Setiap dari kita memiliki protein terukur dalam darah antara 1.000 dan 2.000,” kata Stefan Enroth, Ph.D, associate professor dalam bidang imunologi di Uppsala University, Swedia. Setiap protein itu memiliki tugas tertentu, dan semakin banyak yang diteliti, semakin bisa digunakan untuk menelisik apa yang sedang terjadi di dalam tubuh kita.
Nah, berikut beberapa hal yang bisa ditelisik dari tes darah kita.
(Tes darah deteksi kanker ovarium.)
1. Umur kita yang sebenarnya
Masih inget dengan gunjingan Ira Koesno saat memandu debat calon gubernur DKI Jakarta beberapa waktu lalu? Banyak yang tak menyangka bahwa wajahnya jauh lebih muda dari umur yang sebenarnya. Makanya muncul istilah umur kronologis (mengacu pada tanggal lahir kita) dan umur biologis. “Yang terakhir ini merujuk pada seberapa tua umur badan dan sistem internal kita dibandingkan dengan orang lain yang seusia dengan kita,” terang Enroth.
Oleh karenanya, Ira Koesno yang berusia 47 tahun tadi bisa jadi memiliki umur biologis 38 tahun, misalnya.
Dalam penelitian tahun 2015, Enroth dan koleganya menemukan cara untuk mengidentifikasikan umur biologis dengan memodelkan kadar dan jenis protein pada 1.000 contoh darah manusia. Dengan membandingkan darah kita dengan model ini, Enroth dan kawan-kawan bisa mengukur seberapa besar perbedaan antara umur kronologis dan umur biologis.
Beberapa perilaku seperti merokok, serta Indeks Massa Tubuh yang tinggi dan konsumsi minuman yang manis dapat membuat kita lebih tua 2 sampai 6 tahun dibandingkan dengan umur biologis kita, sementara aktivitas olahraga dapat mempermuda umur biologis beberapa tahun.
(Adakah umur biologi yang tepat untuk wanita bisa hamil?)
2. Risiko terkena Alzheimer 10 tahun ke depan
Sekelompok kecil protein dalam darah kita bisa mengindikasikan apakah kita akan terkena Alzheimer dalam jangka 10 tahun ke depan sebelum muncul gejala-gejalanya, menurut sebuah penelitian dari Inggris pada 2015.
Penelitian itu masih awal, namun mengidentifikasi orang yang berisiko lebih dini akan membantu pengobatan yang lebih efektif.
3. Mendeteksi gegar otak
Protokol yang ada saat ini masih menyulitkan dokter untuk mengetahui dengan akurat apakah seseorang menderita gegar otak atau tidak. Hal ini tentu menjadi sebuah persoalan besar, terutama bagi atlet.
Nah, sebuah penelitian baru yang dimuat di JAMA Neurology menjelaskan uji darah sederhana – menggunakan penanda protein – dapat mengungkapkan apakah kita menderita gegar otak tujuh hari setelah benturan di kepala.
4. Suasana hati
Selama bertahun-tahun para ahli percaya tidak mungkin mengetahui mood seseorang menggunakan uji darah atau pindai otak.
Namun, studi terbaru dari Austria mengidentifikasi sejenis senyawa otak – juga ditemukan di darah – yang bisa mengindikasikan apakah hormon kebahagiaan kita sedang rendah. Uji darah bisa membantu dokter meresepkan obat yang lebih efektif untuk mengobati depresi klinis.
5. Setiap demam yang pernah kita derita
Menurut penelitian yang termuat di Jurnal Science, darah kita bisa mengungkap setiap virus atau demam yang pernah kita alami. Tubuh akan mengembangkan antibodi sebagai respon atas sakit yang kita derita. Antibodi ini akan ikut dalam aliran darah sebagai pengingat dalam hidup kita.
Selain membantu dokter untuk mempelajari bagaimana penyakit yang kita derita mempengaruhi sistem imun tubuh, mengetahui antibodi yang ada di darah dapat membantu dokter membuat resep atau obat yang lebih efektif.
6. Risiko terhadap alkohol
Senyawa khusus dalam darah yang dikenal dengan nama “PEth” akan meningkat pada orang yang secara biologis rentan terhadap alkohol, seperti yang terungkap dalam penelitian di Alcohol and Alcoholism.
Peneliti dari University of Illinois, AS, menemukan lonjakan di PEth darah pada mahasiswa yang sering terlibat dalam pesta minuman keras. Senyawa darah itu dikaitkan dengan alkoholism di antara orang dewasa yang lebih tua dan bisa membantu dokter memberikan pengobatan yang lebih efektif terhadap pengguna alkohol.
7. Kecemasan tak terkendali
Kecemasan adalah sisi fisik dari stres atau khawatir – ketegangan di bahu kita atau denyut jantung yang memburu. Para peneliti dari Universitas Hebrew di Yerusalem menyatakan mereka bisa menandai kecemasan di dalam darah dengan mencari jenis protein tertentu dalam darah yang dilepaskan manakala kita lelah.
Dengan mengecek protein ini, dokter bisa segera menentukan apakah kecemasan kita biasa-biasa saja atau di luar kontrol.
Nah, ternyata manfaat tes darah tak hanya mengetahui kadar kolesterol saja kan.