Intisari-Online.com - India sempat menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi paling pesat di dunia. Akan tetapi, predikat itu dicopot karena masalah krisis uang tunai yang terjadi di negara tersebut.
(Tak Hanya Manusia, Di India Sapi dan Kerbau Juga Bakal Punya KTP)
Mengutip CNN Money, Selasa (17/1/2017), Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan bahwa perekonomian India sudah jauh tertinggal dari China.
IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi India mencapai 6,6 persen pada 2016, dibandingkan dengan China yang nencapai 6,7 persen. Prediksi tersebut tertuang dalam laporan teranyar IMF bertajuk World Economic Outlook.
(Sama-sama di India, Taj Mahal Ternyata Punya Kembaran)
IMF menurunkan proyeksinya untuk India sebanyak 0,1 persen karena faktor guncangan konsumsi secara negatif dan temporer akibat kebijakan pelarangan peredaran uang kertas rupee dengan pecahan tertinggi pada dua bulan lalu. Kebijakan itu dikeluarkan oleh Perdana Menteri Narendra Modi untuk melawan korupsi dan penghindaran pajak.
Namun, kebijakan ini juga melenyapkan 86 persen uang tunai di negara yang amat bergantung pada transaksi tunai tersebut, akibatnya kekacauan di mana-mana.
Menurut data pemerintah, ekonomi India tumbuh 7,3 persen pada kuartal III 2016, sebelum krisis uang tunai. Akan tetapi, pemerintah pun kini menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonominya.
Para analis memprediksi perlambatan yang terjadi di India akan kian parah, kajian IMF pun menyatakan demikian. Namun, ada pula kemungkinan pemulihan di India, di mana diproyeksikan pertumbuhan ekonomi akan kembali ke 7,2 persen pada tahun 2017 dan 7,7 persen pada 2018.
(Sakina Rakhma Diah Setiawan)