Tahun 1961, Amin diberi pangkat letnan, pangkat yang hanya disandang dua orang Uganda, mengingat perwira militer KAR masih didominasi tentara Inggris.
Sebagai perwira militer yang disenangi orang Inggris, Amin juga dikenal sebagai prajurit yang kejam.
Salah satu bukti kekejamanna adalah ketika Amin mendapat tugas untuk memberesakan suku pencuri ternak, Turkana, yang bersembunyi di negara tetangga Uganda, Kenya.
Baca juga: Di Uganda, Orangtua yang Tak Beri Imunisasi pada Anak Diancam 6 Bulan Penjara
Pasukan Amin membantai sebuah desa yang ditinggali suku Turkana tanpa pandang bulu. Aksi pembantaian itu sebenarnya diketahui militer Inggris dan sanksi keras pun dijatuhkan kepada Amin.
Karena Uganda akan diberi kemerdekaan oleh Inggris hanya beberapa bulan lagi dan Perdana Menteri Uganda, Milton Abote, ternyata membela Amin, sanksi pun dibatalkan.
Setelah Uganda merdeka pada 1963, Abote malah menaikkan pangkat Amin menjadi kolonel dan memberikan jabatan sebagai deputi komandan AD serta AU Uganda.
Kolusi antara Abote dan Amin membuat keduannya beroposisi dengan Raja Uganda, King Mutesa, sehingga situasi politik dan ekonomi Uganda mengalami goncangan.
Apalagi Abote saat itu malah menaikkan pangkat Amin menjadi mayor jenderal dan menjabat komandan AU dan AD Uganda.
Ketidakpuasan di kalangan militer pun merebak. Tahun 1969 sebuah upaya kudeta dan membunuh Abote yang didalangi Brigjen Perino Okoya berhasil digagalkan.
Tak lama kemudian Brigjen Perino dan istrinya ditembak mati oleh pembunuh gelap di rumahnya. Pembunuhan Brigjen Perino yang dalangnya masih simpang siur itu ternyata membuat hubungan Abote dan Amin merenggang.
Pasalnya, Abote mencurigai Amin berada di balik pembunuhan dan kudeta Perino.
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR