Intisari-Online.com --Apakah ini pernah ada di benak Emmanuel Bushayija, entahlah. Yang jelas, mantan penjual Pepsi itu kini jadi Raja Rwanda di pengasigannya di Inggris.
Jika benar terjadi, Emmanuel akan bergelar Raja Yuhu VI.
(Sorrasit Viriya, Sopir Taksi di Thailand yang Menolak Dibayar Penumpang Pelayat Raja Bhumibol)
Laki-laki yang kini berusia 56 tahun itu pertama menginjakkan kaki di Inggris pada 2000. Sejak itu ia hidup sebagai orang biasa. Ia mentap di Manchester, dan di sana ia dinaturalisasi sebagai warga Inggris. Pada 2011 ia kemudian pindah ke Sale.
Di sana, Emmanuel mendirikan perusahaan jasa keamanan.
Hingga kini belum jelas apakah Emmanuel akan menerima mahkota kerajaan ini. Lebih dari itu, keputusan pendahulunya Kigeli V yang meninggal dunia pada Oktober lalu ini ditentang sebagian anggota keluarga kerajaan Rwanda.
Kigeli, yang terikat aturan bahwa raja di pengasingan, menurut Boniface Benzinge, ketua dewan tetua Abiru, tak boleh memiliki anak, menunjuk Emmanuel, keponakannya, sebagai raja baru.
“Upacara pelantikan mwami baru sedang dalam proses dan akan disampaikan secepatnya,” tambah Boniface melalui sebuah video.
Mengasingkan diri
Raja Kigeli V terpaksa meninggalkan Rwanda setelah muncul pemberontakan yang didukung pemerintah kolonial Belgia. Setelah hanya berkuasa resmi selama dua tahun (1959-1961), Raja Kigeli V menghabiskan 55 tahun hidupnya di pengasingan.
Setelah semua ternak dan tanah miliknya disita negara, Raja Kigeli tinggal di Kenya dan menerima rakyatnya setiap Minggu di luar sebuah bioskop di Nairobi. Ia kemudian pindah ke Amerika Serikat. Di sana ia tinggal di permukiman bersubsidi, bertahan hidup dengan kupon makanan dan menjual berbagai pernak pernik Rwanda.
Emmanuel, yang saat itu masih balita, juga harus meninggalkan Rwanda dan tinggal di Uganda. Di negeri itu, tak hanya sekolah, Emmanuel juga menjadi penjual Pepsi. Pada 1994, Emmanuel kembali ke Rwanda dan tinggal di negeri kelahirannya itu selama enam tahun.
Pada Rabu (11/1), sejumlah anggota keluarga kerajaan, yang mewakili Presiden Rwanda Paul Kagame, mengatakan tidak akan mengakui Emmanuel sebagai raja. Namun, sejumlah pakar monarki Afrika mengatakan, akan sulit bagi sejumlah keluarga kerajaan menentang keputusan dewan Abiru.
“Menunjuk penerus di antara anggota keluarga adalah sepenuhnya hak raja,” kata Mark Lindley-Highfield dari Pusat Studi Kerajaan-kerajaan Afrika. “Sejumlah anggota keluarga menginginkan penerus adalah seseorang yang dekat dengan pemerintah. Namun, sesuai tradisi, keinginan Raja Kigeli V harus dipatuhi dan dia memilih Emmanuel Bushayija.”