Intisari-online.com - Pesan berantai yang beredar di grup percakapan Whatsapp, Jumat (6/7/2018), yang menyebutkan bahwa suhu udara di wilayah Indonesia akan mengalami penurunan drastis akibat fenomena aphelion.
Kabar tersebut ternyata hoaks atau tidak benar.
Aphelion merupakan istilah astronomi untuk menunjukkan bumi berada di titik terjauh dari matahari yang menyebabkan suhu bumi menjadi lebih dingin dan mencapai titik minimumnya.
Berikut tangkapan layar pesan berantai yang beredar:
BACA JUGA: Fenomena Embun Beku alias Bus Upas di Dieng: Brrr!!! Ini 8 Kota Paling Dingin di Indonesia
Informasi yang hampir sama juga diunggah oleh para pengguna Twitter, di antaranya @NenengAngelin.
FENOMENA APHELION
Dalam bidang astronomi, ada sebuah istilah bernama aphelion yang berarti jarak terjauh yang dicapai Bumi dalam orbitnya mengelilingi matahari.
Terjadi di tahun 2018 pada Tanggal 6 juli 2018. Puncaknya terjadi malam ini pukul 23:48
— Neneng Dian Angelin (@NenengAngelin) July 6, 2018
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan mengenai hal ini.
Deputi Bidang Meteorologi, Mulyono R. Prabowo menjelaskan, penurunan suhu pada bulan Juli lebih dominan disebabkan kandungan atmosfer sedikit.
"Sebenarnya fenomena aphelion ini adalah fenomena astronomis yang terjadi setahun sekali pada kisaran bulan Juli."
"Sementara itu, pada waktu yang sama, secara umum wilayah Indonesia berada pada periode musim kemarau. Hal ini menyebabkan seolah aphelion memiliki dampak yang ekstrem terhadap penurunan suhu di Indonesia."
Padahal pada faktanya, penurunan suhu di bulan Juli belakangan ini lebih dominan disebabkan karena dalam beberapa hari terakhir di wilayah Indonesia, khususnya Jawa, Bali, NTB, dan NTT kandungan uap di atmosfer cukup sedikit," kata Mulyono.
Hal tersebut terlihat dari tutupan awan yang tidak signifian selama beberapa hari terakhir.
Penulis | : | |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR