Intisari-Online.com -Meski masih berusia pertengahan 20 tahun, putra termuda Osama bin Laden sudah jadi buronan Amerika Serikat. Pemuda bernama Hamza—terkadang ditulis Hamzah—bin Osama itu, oleh Amerika, dimasukkan dalam daftar teroris.
Tak hanya itu, Amerika juga membekukan semua aset yang mungkin dimiliki oleh Hamza di kawasan yang masuk yurifikasi Amerika.
Belum lama ini Kementerian Luar Negeri AS di Washington, seperti dilaporkan Kompas.com, melaporkan bahwa Hamza sudah aktif memimpin jariangan Al Qaeda. Kita tahu, ini adalah jaringan yang didirikan oleh Osama bin Laden, ayah Hamza.
(Wikileaks Bocorkan Surat AS untuk Abdullah bin Laden, Putra Osama bin Laden)
Ada desas-desus yang berkembang bahwa Hamza juga tengah menyiapkan serangan balasan atas kematian ayahnya. Belum banyak yang tahu kiprah pemuda yang diperkirakan lahir pada 1989 ini.
Nama Hamza semakin terang setelah pasukan khusus AS menggelar operasi di rumah persembunyian Osama bin Laden di Abbottabad, Pakistan, awal Mei 2012. Selain menewaskan Osama, operasi ini juga menemukan berbagai dokumen, termasuk di antaranya surat-surat dari Hamza untuk ayahnya.
Dari berbagai surat dan dokumen ini para analis CIA menyimpulkan bahwa pada suatu rentang masa, Osama tak bertemu Hamza selama delapan tahun. Dari persembunyiannya di Pakistan, Osama diyakini sudah mengatur secara rinci “jalur dan pelatihan” untuk menjadikan Hamza sebagai tokoh penting' Al Qaeda.
Ketika rencana ini dimatangkan Hamza menjalani tahanan rumah di Teheran, Iran. Beberapa anggota keluarga besar Osama melarikan diri ke Iran setelah invasi AS ke Afganistan.
Lahir di “Kawah Besi”
Dalam dokumen yang kini dikuasai CIA disebutkan bahwa Hamza menyebut dirinya lahir dari “Kawah Besi” dan siap untuk meraih kemenangan atau mati sebagai martir.
“Yang membuat saya sedih adalah laskar mujahidin sudah bergerak tapi saya tak bisa bergabung ke laskar ini,” tulis Hamza dalam salah satu surat kepada ayahnya. “Dengan ini saya katakan kepadamu dan ke semua orang bahwa alhamdulillah saya mengikuti jejak jihadmu.”
Ia menggambarkan perasaan pedihnya setelah pada usia 13 tahun ia harus dipisahkan dari ayahnya demi alasan keamanan. Ia mengatakan ingin bersama lagi dengan ayahnya.
Sejauh ini tak dimungkinkan untuk melakukan verifikasi atas surat dan dokumen yang didapat CIA. Hamza diperkirakan lahir di Jeddah, Arab Saudi, pada 1989 dari salah satu dari tiga istri Osama. Para pejabat keamanan AS mengatakan setelah kematian Osama pada 2012, Al Qaeda dipimpin oleh pria kelahiran Mesir, Ayman al-Zawahiri. Perlahan namun pasti, peran Hamza makin penting di jajaran para petinggi Al Qaeda.
Pada Agustus lalu, melalui pesan audio yang tidak diketahui tanggal pembuatannya, Hamza mendorong para pengikutnya untuk melancarkan pemberontakan terhadap kerajaan Arab Saudi. Sebelumnya, melalui pesan yang dikeluarkan pada Mei, ia mendesak para petempur di Suriah untuk bersatu dan mengatakan bahwa revolusi di Suriah akan berujung dengan 'pembebasan Palestina'.
Ia juga pernah mendesak Muslim di Barat untuk melakukan serangan, seperti yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir. “Pada 2015, (Hamza) bin Laden menyerukan serangan terhadap kepentingan-kepentingan AS, Perancis, dan Israel di Washington DC, Paris, dan Tel Aviv,” kata pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri AS.
Hamza sudah dilepaskan dari tahanan di Teheran dan sekarang tidak diketahui keberadaannya. Yang pasti pada April 2011, petinggi Al Qaeda, Atiyah Abd al-Rahman, menulis surat kepada Osama bin Laden berisi rencana untuk menyiapkan Hamza menjadi pemimpin Al Qaeda. (Kompas.com)