Akibat serangan granat yang menimbulkan suasana kacau balau itu, secara refleks Bung Karno tidak mencari tempat berlindung melainkan justru melindungi anak-anak yang ada di sekitarnya menggunakan tubuhnya.
Melihat reaksi Bung Karno yang sedang terancam nyawanya itu, seorang pengawal segera membawanya ke belakang mobil untuk berlindung.
Tepat pada saat itu dua granat dilemparkan lagi sehingga menimbulkan kerusakan parah pada bagian depan mobil dan sisi mobil lainnya.
Akibat serangan granat yang membabi-buta, anak-anak yang panik dan menangis hanya bisa berusaha lari masuk gedung sekolah serta ratusan tamu yang juga tak kalah panik saling berjatuhan ketika sedang berusaha menyelamatkan diri.
Baca juga: Dwitunggal yang Akhirnya Tanggal: Saat Bung Hatta Berpisah Jalan dengan Bung Karno
Bung Karno sendiri akhirnya meski mengalami cedera, bisa selamat dari 5 serangan granat yang sangat keji itu dan bisa meninggalkan lokasi menggunakan mobil cadangan.
Sejumlah pelaku penyerangan berhasil ditangkap dan ternyata merupakan anak buah dari tokoh Kartosuwiryo, pentolan DI/TII.
Akibat serangan granat itu, mobil presiden hancur, sekitar 50 anak-anak luka parah, ratusan orang terluka, dan 11 orang meninggal.
Kartosuwiryo sendiri akhirnya berhasil ditangkap dan dijatuhi hukuman mati dan tidak mendapat pengampunan dari Bung Karno.
Bung Karno, sebenarnya terpaksa menyetujui hukuman mati atas Kartosuwiryo karena tokoh pemberontak DI/TII ini pernah menjadi sahabat dekatnya.
Namun karena serangan granat yang dilakukan anak buah Kartosuwiryo terhadap dirinya sangat keterlaluan, pasalnya Presiden sedang bersama anak-anak, kesalahan Kartosuwiryo benar-benar tidak bisa ditoleransi.
(Sumber : Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat, PT Media Pressindo, 2007).
Source | : | dari berbagai sumber |
Penulis | : | Agustinus Winardi |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR