Tanggal 8 Mei 1945 pegawai kantor pos Albert Krumnow yang bekerja di kantor pos No. 40 setasiun Lehrter, disuruh oleh serdadu-serdadu Sovyet untuk memakamkan dua jenasah di jembatan kereta api setasiun Lehrter itu.
Baca juga: Inilah Ruang Bawah Tanah Paling Mencekam, Konon Berisi Fasilitas Senjata Nuklir Nazi
Hari itu seluruh Jerman menyerahkan diri sedangkan peperangan di Berlin sudah berakhir 6 hari sebelumnya.
Mayat-mayatnya sudah rusak sama sekali, karena bulan Mei 1945 udara panas di Berlin. Bersama dengan tiga rekan lain Krumonow menggotong kedua jenasah itu dengan usungan dari dinas pelindungan udara (luchtberschermingsdienst).
Mereka membawa kedua jenasah itu ke bekas lapangan pameran nasional. Di situ mereka membuat lubang dan mayat dimasukkan demikian rupa sehingga kepala dan kaki saling berlawanan.
Pada salah satu mayat mereka telah menemukan buku gaji dokter SS Dr. Stumpfegger. Pada tanggal 14 Agustus 1945 kepala kantor pos setasiun Lehrter Berndt, menulis surat pada Ny. Gertrud stumpfegger, “Suami nyonya dikubur di lapangan bekas pameran nasional pada tanggal 8 Mei.”
Sudah ada 57 versi Bormann
Namun Bormann harus hidup terus. la dicari dalam proses kejahatan perang di Neurenberg dan menjadi bahan sensasi empuk pers dunia. Sebelum Stern Nopember 1965 mengumumkan penyelidikannya mengenai Bormann, sudah ada 57 versi mengenai tangan kanan Hitler ini.
Cerita-cerita itu datang dari Moskou sampai Kapstadt, Sydney sampai Lima. Kebanyakan legenda itu telah menghasilkan banyak uang pada penciptanya. Di seluruh dunia ada beberapa orang yang ditangkap karena dianggap Bormann.
Akhirnya jaksa agung Frankfurt menjanjikan 100 ribu DM bagi siapa saja yang dapat menemukan Bormann yang sudah dijatuhi hukuman mati inabsentia itu.
Setelah 1965 legenda itu jalan terus : Bulan Desember '66, polisi Brasil telah menangkap biarawan Rolf Sonnenberg, yang juga disebut Peter Adolf. Seluruh tubuhnya dirajah dengan lambang Nazi hakenkruis. Biarawan itu pikirannya tidak beres.
Mei tahun 1967 di Guatemala seorang pekerja pertanian Juan Martinez ditangkap atas penyelidikan kedutaan Jerman. Bulan Maret 1968 pemburu Luthmann, Simon Wienthal, mengatakan bahwa Bormann masih hidup dan tinggal di Brasil sebagai “wakil raja dari nasional sosialisme".
Bulan Maret 1971 hakim penyelidik Frankfurt Horst von Glasenapp pergi ke pulau Denmark Ronne di mana seorang dokter merasa melihat sekretaris Hitler komplit dengan pakaian seragam dan tanda pangkat pada tahun 1945.
Baca juga: Ke Mana Emas Hasil Rampokan Nazi?
Pekerja hutan Johann Hartmann, 73 tahun, bulan Maret tahun 1972 menjadi bahan pemberitaan luas karena di Kolumbia ia ditangkap dan ditahan seminggu lamanya karena dikira Martin Bormann.
Namun cerita Bormanh yang paling berhasil mungkin baru diumumkan menjelang akhir tahun yang lalu. Pembuatnya Ladislas Farago, seorang kelahiran Hongaria.
Seminggu lamanya harian “Daily Express" memuat kisah dramatis tersebut secara besar-besaran di halaman muka. Antara lain di situ diceritakan bagaimana tokoh Nazi itu berhasil melarikan diri dan kini tinggal dengan harta kekayaan SS di Amerika Latin.
Bekas pembantu dinas intel Amerika dan negara-negara anglosakson itu menerima 700 ribu DM sebagai penulis dongeng Bormann itu. Dan oplah Daily Express naik 10 persen. Harian-harian dan majalah-majalah bergambar di seluruh dunia memuat cerita itu, termasuk majalah New York dengan jutaan oplah: “Daily News."
Pada hari tulang belulang Bormann ditemukan di Berlin, Farago tiba di Jerman antara lain juga untuk menawarkan jasa-jasa baiknya pada majalah Stern. la minta 80 ribu DM. la membawa satu koper penuh dengan dokumen-dokumen yang rupanya dari arsip dinas rahasia Argentina.
Baca juga: Tapak Nazi Di Kaki Pangrango, Bukti Sebuah Kesia-siaan Peperangan
Bekas jaksa Amerika dalam proses Neurenberg Robert M.W. Kompner juga yakin kalau naskah-naskah itu asli. Malahan melalui duta besar Amerika di Bonn, Martin Joseph Hillenbrand, ia minta agar anggota dewan kontrol sekutu di Berlin mengadakan pengecekan lebih lanjut.
Selama itu dari Buenos Aires juga datang dokumen dari Stern dengan isi menurut pesanan. Sumber itu sama seperti yang dimanfaatkan Farago. Harganya hanya beberapa dolar untuk minta “bukti" bahwa penulis Ladislas Farago tak lain tak bukan ialah Bormann yang dicari-cari.
Juga pria yang fotonya dimuat dalam Daily Express sebagai Martin Bormann telah ditemui koresponden Stern, Hero Buss. Dia guru bernama Rodolfo Nicolas Siri, yang memang mirip sekali dengan Bormann tetapi sayang 20 tahun lebih muda.
Namun demikian pencipta dongeng Farago sudah mempunyai kontrak untuk membuat buku dengan penerbit-penerbit besar di seluruh dunia. Di Jerman menurut rencana penerbit Hoffmann Campe dari Hamburg, mau menerbitkan buku tersebut.
Hak untuk membuat film juga sudah dijual. Yang mendapat hak ialah “Paramount" dan tahun ini film Bormann ala Farago sudah diputar. Entah apa semua jadinya sekarang.
Tetapi pihak berwenang Jerman tidak dapat membantu dalam pekerjaan itu. Karena jaksa agung Joachim Richter dari Frankfurt yang sudah bertahun-tahun lamanya diberi tugas mencari Bormann, tanggal 8 Januari ketika baru datang dari liburan Natal telah menutup naskah mengenai pencarian bekas tokoh SS tersebut dengan kata-kata sbb: Martin Bormann meninggal 2 Mei '45. (Intisari Juni 1975)
Baca juga: Nasib Anak-anak Para Pemimpin Nazi: Bertobat dan Mengabdi kepada Sesamanya dengan Menjadi Imam
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR