Advertorial
Intisari-Online.com- Apakah Anda termasuk seseorang yang menanti-nanti fenomena menakjubkan ini?
Pada 27 Juli mendatang, gerhana bulan total terlama sepanjang 18 tahun terakhir akan terjadi.
Dengan durasi sekitar 6 jam, Anda dapat menyaksikan gerhana mulai pukul 00.14 WIB hingga 5.19 WIB.
Gerak alam semesta ini memang mengundang ketakjubkan.
Bahkan hingga sampai kepada para ahli teori konspirasi.
Mereka sedang memperhatikan gerak-gerik benda-benda di angkasa dan menjadikannya sebagai tanda-tanda akhir jaman.
Selain gerhana bulan, planet Mars juga akan menempati orbit terdekatnya dengan Bumi.
Menurut Paul Begley, kombinasi antara posisi Mars dan fenomena gerhana Bulan adalah tanda-tanda dari Yang Maha Kuasa.
Baca Juga:Tragisnya Nasib Adolfina yang Selalu Dipukuli Suaminya Setiap Mendapat ‘Like’ di Facebook
Dikutip dari express.co.uk, Selasa (3/7/2018), pengkhotbah asal Indiana ini berkata:
“Apakah ini pertanda kekacauan? Apakah ini pertanda perang?"
“27 Juli bukanlah akhir dunia. Saya ulangi ini bukan kiamat tetapi tentu saja tanda-tanda dari matahari, bulan dan di bintang-bintang telah tertulis,” lanjutnya.
Meski begitu Paul Begley menegaskan bahwa kita hidup di akhir zaman.
Baca Juga:Baru Setahun Idi Amin Menjabat, 60 Ribu Orang Asia Langsung Disuruh Angkat Kaki dari Uganda
Dia mengklaim bahwa letusan gunung berapi Hawaii, badai debu mengamuk di Mars dan gerhana Bulan adalah tanda-tanda akhir zaman yang nyata.
Tapi apakah ada kredibilitas untuk ramalan gerhana Bulan sebagai waktu tibanya kiamat?
Tidak ada bukti ilmiah untuk mendukung klaim ini dalam cara apokaliptik apa pun.
Selama gerhana bulan yang akan terjadi 27 Juli nanti, sinar matahari yang terbiaskan di planet akan mewarnai bulan.
Efek itu disebut dengan Hamburan Raleigh yang terjadi pada waktu yang sama ketika orbit bumi berada dalam garis lurus antara Mars dan matahari.