Oleh karena itu mereka harus melindungi matanya (dengan kacamata Rayben) dan memakai jam tangan di pergelangan kanan.
Padahal ketentuan umum dalam buku Santiaji Taruna, seorang taruna tidak dibenarkan memakai kacamata bila berpakaian dinas. Sedangkan pemakaian jam tangan sebenarnya tidak diatur.
Kebanggaan semu ini terus berkembang hingga kini, secara turun temurun pemakaian jam di sebelah kanan seolah telah menjadi identitas pilot militer di Indonesia.
Terkait dengan keselamatan penerbangan, pemakaian jam di pergelangan tangan kanan tidak ada relevansinya, selain karena faktor kebiasaan dan juga kemudahan untuk melihat waktu saja.
Namun yang pasti pemakaian jam di sebelah tangan kanan ini telah menjadi identitas buat perwira TNI AU.
Belakangan beberapa perwira matra lain juga “mengharuskan” pemakaian jam di pergelangan tangan kanan.
Dengan demikian mitos tersebut telah menjadi kenyataan.
Padahal pilot memakai jam tangan di pergelangan tangan kanan berawal dari keharusan berlanjut yang menjadi kebiasaan.
Lalu berkembang menjadi identitas dan akhirnya keseragaman.
Source | : | dari berbagai sumber,liputan lapangan,Majalah Angkasa |
Penulis | : | Agustinus Winardi |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR