Baca juga: Kabarnya, Meriam Raksasa Korut Ini Sanggup Menghantam Korsel dari Perbatasan
Si Jagur pada mulanya ditempatkan di satu tempat di Jln. Cengkeh - Tongkol di Jakarta Kota. Letaknya tidak jauh dari makam Habib Husein bin Abubakar Alaydrus yang terletak di dalam Masjid Luar Batang.
Semasa hidupnya, habib yang berasal dari Hadramaut dan menjadi guru agama itu tinggal di dekat benteng VOC. Setiap hari, apalagi pada malam Jumat, makamnya banyak diziarahi pengunjung dari berbagai daerah.
"Ketika masih kecil, saya pernah beberapa kali berziarah ke sana, diajak ayah dan ibu," kenang Sukamto(60 tahun), penduduk Rengasdengklok, Karawang.
la mengungkapkan pengalamannya, usai melakukan ziarah, sepanjang jalan yang dilalui banyak dijumpai pedagang yang menjajakan hiasan khusus yang terbuat dari kertas warna-warni. Bentuknya mirip kaleng susu bubuk bergaris tengah sekitar 12 cm dan tinggi 15 cm.
Untuk pegangan, bagian tengahnya dipasangi bambu seukuran pensil dan panjangnya sekitar 20 cm.
Baca juga: Bukan Cuma Peluru Meriam, Peluru Pistol pun Bisa Meledak di Tempat
Kaum wanita yang mengharapkan memiliki anak, biasanya mengunjungi meriam Si Jagur seusai berziarah ke makam Habib Husein bin Abubakar Alaydrus. Berbekal hiasan kertas warna-warni dan sesajen bermacam-macam bunga, wanita yang mengharapkan kehamilan biasanya menaburkan bunga pada pangkal meriam yang berbentuk unik tersebut.
Tentu saja sambil menyampaikan harapannya. Sementara di sebelahnya, asap kemenyan di pedupaan mengepul menyebarkan aroma khas.
Tetapi, katanya lagi, agar lebih mujarab, wanita yang menginginkan segera memiliki momongan sebaiknya duduk di atas pangkal Si Jagur yang berbentuk "lambang kesuburan" itu. Percaya boleh, tidak pun tak apa-apa.
Pindah dan pindah lagi
Setelah lama bermukim di dekat jembatan Kota Intan, Pinangsia, Si Jagur akhirnya diselamatkan dan dibawa ke Museum Pusat yang terletak di Jin. Medan Merdeka Barat. Wahyono Martowikrido dalam kumpulan tulisannya di buku Cerita dari Gedung Area (Penerbit Kundika dan Masup Jakarta) mengungkapkan, masalah dihadapi ketika Si Jagur berusaha dimasukkan ke dalam museum.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR