Baca juga: Social Media, Pilar Kelima Demokrasi?
Ada pula pemrotes yang berasal dari luar kota, seperti wilayah Selatan. Mereka tidur di tenda atau menggelar alas tidur di mana saja. Tapi “perkemahan” ini serba rapi.
Fasilitas untuk mereka juga lumayan lengkap, seperti toilet, ambulans, posko kesehatan, posko makanan, posko baju, serta atribut demo. Bahkan dapur umumnya juga menyediakan makanan halal, padahal Muslim Thailand hanya 5% dari jumlah penduduk.
Para pemrotes ini juga tak terlihat emosi, marah atau bersikap dingin.Biasa saja. Menurut saya mereka justru tampak bersemangat, seperti sedang berpesta rakyat. Berfoto bersama, bercakap-cakap, jalan-jalan sekitar lokasi, atau belanja.
Apalagi sore hingga malam, ada musik dan joget-joget di atas panggung knock-down modern dengan sound system kelas berat.
Kendati tidak berkesempatan melihat seluruh titik demo, saya melihat sendiri bahwa area Pratunam (depan mal MBK) dan Asok sama sekali tidak dijaga polisi atau militer secara resmi. Padahal keduanya termasuk pangkalan besar. Petugas keamanan berasal dari kalangan pendemo sendiri.
Baca juga: Mendidik Anak Berdemokrasi
Polisi dan tentara lengkap dengan mobil antipeluru justru terlihat di lokasi aksi damai, yang dilakukan masyarakat pendukung diadakannya pemilu yang berseberangan dengan grup Kaus Kuning ini.
Mengusung slogan “respect my vote” grup tandingan ini hanya berkumpul tenang, menyulut lilin bersama-sama, kemudian bubar.
Peserta demo lumayan majemuk, dari berbagai tingkat ekonomi, profesi dan usia. Dari rakyat jelata, tokoh masyarakat, hingga selebritas. Pada jam makan siang, mbak-mbak kantoran dengan rok mini dan sepatu cantik ikut turun ke jalan.
Di bawah lindungan payung atau kacamata hitam tentunya, agar kulit terjaga cantik. Usai jam kerja, biasanya peserta demo akan meningkat, karena para pekerja bergabung.
Beberapa kantor, khususnya perusahaan lokal, kadang harus “merelakan” pegawainya tidak masuk atau pulang cepat bila mereka hendak turut dalam aksi. Beberapa kawan sekolah anak saya juga pernah diajak orangtuanya turut berkumpul di lokasi aksi.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR