Intisari-Online.com – Tergoda dengan tawaran "bersantap di tengah sawah"? Itulah konsep menarik yang ditawarkan oleh Sapulidi Cafe, Resort & Gallery. Konsep ini pula yang membuat Sapulidi tidak pernah surut pengunjung sejak dibuka lima tahun lalu. Di bagian depan dekat pintu masuk, terdapat sebuah rumah joglo yang disulap menjadi butik merangkap galeri. Di sini dijual sepatu, baju, aksesoris, dan benda kerajinan tangan untuk cenderamata. Deretan meja dengan beragam kue-kue dan camilan tradisional ditata di bagian samping butik ini, seakan menyambut ramah tamu yang datang kemari.
Di bagian belakang, tampak saung-saung tempat makan yang dikelilingi petak-petak sawah. Tanaman padi setinggi lutut orang dewasa, tumbuh dengan suburnya. Karena jarak dari satu saung ke saung lainnya agak berjauhan, maka di setiap saung disediakan bel antik berupa kentongan dari bambu. Gunanya bukan untuk mengabarkan keadaan darurat, tapi untuk memanggil pramusaji.
Sambil menunggu pesanan tiba, pengunjung bisa duduk berselonjor atau berbaring di lantai kayu saung (meja makannya memang ditata gaya lesehan). Semilir angin sejuk terasa lembut, membuat mata terkantuk-kantuk sesaat. "Inilah keistimewaan Sapulidi. Selain makanan yang enak, kami juga menjual suasana dan pengalaman bersantap yang tidak biasa, yaitu makan di tengah sawah. Kami pun melengkapi fasilitas di Sapulidi dengan menyediakan beberapa kamar dengan sentuhan tata ruang bergaya etnik untuk tempat menginap para tamu yang ingin lebih lama menikmati keindahan alam," tutur Yuke, PR Sapulidi, memberikan penjelasan.
Menu yang ditawarkan di sini kebanyakan masakan khas Sunda, seperti ikan atau ayam bakar, gurami goreng, atau pepes. Makanan serba ikan di sini spesial karena fresh, diambil langsung dari empang yang ada di sekitar saung. Keasyikan bersantap makin terasa jika menyuap makanan langsung dengan tangan, tanpa sendok, didampingi dengan sambal, lalapan, dan pete bakar. Alamaakl
Jangan lupa juga memesan menu Jamur Jadi Ngeunah atau jamur jadi enak. Apa sih kuncinya jamur yang sederhana bisa diolah jadi enak sekali? Bahannya jamur tiram yang dibalut tepung, lalu digoreng kering. Setelah itu, dibalut dengan bumbu bercitarasa manis (karena gula yang dipakai sudah berkaramel) dengan aroma ketumbar dan jintan yang berani.
Untuk penghangat badan, pesanlah wedang panas, seperti wedang ronde, wedang sekoteng, atau bajigur. Wedang ronde yang terasa pedas karena jahe ini berisi bola-bola ketan berwarna merah, hijau, dan putih. Berukuran sebesar kelereng tapi polos tanpa isi. Ditambah beberapa bola-bola ketan seukuran baso berisi kacang tanah sangrai yang dicincang kasar dan dicampur dengan gula pasir. Sangat cocok untuk mengusir hawa dingin Lembang.
Ingin menikmati sajian Sapulidi dalam suasana lain? Di tengah kota, tepatnya di Jin. Cihampelas, juga terdapat Dapur Sapulidi. Kafe yang berada di tengah kawasan belanja jins paling terkenal pada tahun 1980-an ini merupakan embrio dari Sapulidi Lembang. Didesain dengan nuansa kayu yang menonjol sehingga menimbulkan kesan hangat. Puluhan coffee table ditata di bagian dalam ruangan yang luas. Sebagian meja diatur di teras yang serba terbuka yang terletak menghadap jalan. Rupanya ini sudut yang paling disukai pengunjung, karena kursinya selalu terisi oleh tamu.
Sapulidi Café, Resort & Gallery: