Intisari-Online.com - Ketika masih berusia muda, saya selalu terpukau oleh cerita-cerita sihir. Banyak buku tentang sihir yang saya baca dan saya ingin memiliki kekuatan sihir untuk diri sendiri, untuk menghilangkan rasa sakit, dan menghilangkan masalah. Saya ingin menguasai dunia dengan kekuatan sihir.
Seiring bertambahnya usia, saya menyadari bahwa sihir nyatanya tidak ada dan setiap orang harus melalui proses serta waktu untuk keluar dari ketidaknyamanan atau kesulitan. Begitu pula dengan rasa sakit yang kita miliki, membutuhkan waktu dan pengobatan untuk menghilangkannya. Hingga saya merasakan kesedihan ketika mengetahui anak saya didiagnosis mengalami autisme. Saya pun kembali melamun dan berharap sihir dapat terjadi.
Suatu hari saya menemukan sihir yang berbeda dari ilmu sihir yang sebelumnya saya ketahui. Sihir ini semakin kuat masuk ke dalam diri, jiwa, serta pikiran. Sihir ini disebut dengan “cinta”. Secara ajaib, sihir ini menghubungkan saya kepada Tuhan dan lingkungan sekitar.
Dengan ilmu sihir yang baru ini (cinta), saya tidak mendapatkan kesulitan atau kesedihan, bahkan sebaliknya saya merasa jauh lebih baik. Meski tidak dapat menyembuhkan anak saya yang mengidap autisme, namun ini menenangkan hati dan jiwa karena keindahan.
Setiap dari kita memiliki ilmu sihir, yang disebut dengan cinta. Kita dapat memilih untuk menggunakannya atau tidak di dalam hidup. Mungkin kita dapat menggunakannya untuk membantu orang lain, memberi hal positif bagi lingkungan, hingga berkomunikasi dengan Tuhan. (sunnyskyz.com)