Dalam kondisi yang mendesak itu Suryadarma terpaksa merekrut para perwira dan bintara eks Militaire Luchtvaart yang ingin bergabung dengan AURI, khususnya untuk mencukupi kebutuhan sumber daya manusia.
Memang banyak tantangan berat yang harus dihadapi Suryadarma untuk menagani pengalihan aset Militaire Luchtvaart, sehingga sampai dianggap sebagai sesuatu “Mission Impossible” oleh pihak Belanda.
Belum lagi, timbulnya reaksi dari beberapa perwira AURI, yang tidak suka dengan keberadaan para perwira eks Militaire Luchtvaart di AURI.
Namun Suryadarma tidak peduli tetap maju terus pantang mundur.
Bantuan para Tenaga Ahli Angkatan Udara Belanda atau Nederlandsche Millitaire Missie, yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Ir. C.W.A. Oyens dan dulu pernah menjajah Indonesia ternyata sangat menolong sekali.
Semua bantuan itu dimanfaatkan semaksimal mungkin sebagai tenaga pengajar di sekolah-sekolah kejuruan AURI.
Bukan itu saja, sistem administrasi, keuangan serta personalia AURI pun diperbaiki oleh mereka.
Pada akhir bulan Desember tahun 1953, para Tenaga Ahli Angkatan Udara Belanda atau Nederlandsche Millitaire Missie, selesai bertugas di Indonesia dan kembali ke Negara Belanda.
Keadaan AURI pada saat itu banyak berubah, personelnya sudah bertambah banyak beberapa kali lipat dibandingkan sebelumnya.
Selain itu, sebagai hasil dari Sekolah Ilmu Siasat , sudah ada kesamaan visi dan misi AURI di antara para perwira AURI.
(Sumber: Bapak Angkatan Udara Suryadi Suryadarma, Penerbit Buku Kompas 2017).
Source | : | dari berbagai sumber,liputan lapangan |
Penulis | : | Agustinus Winardi |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR