"Putri Wales hancur karena tak memperoleh tujuan perkawinan. Jika sekarang kamu mengakhiri hubungan, itu akan mengecewakannya, makin mencabik-cabik hatinya. Sungguh kesalahan yang tak termaafkan," katanya.
James memang tak sanggup meninggalkan Diana. Di sisi lain, Diana pun makin tergantung pada sang kekasih.
Ada saatnya mereka bertahan, dan harus puas hanya bicara lewat telepon. Namun ada pula saatnya, mereka berakhir pekan bersama.
Di Highgrove, tempat peristirahatan Diana, sang Putri sungguh mengalami saat-saat istimewa.
la tinggal seatap dengan 3 laki-laki yang sangat dicintainya: James, William, dan Harry.
Tentu, Barbaraarnes, pengasuh kedua pangeran kecil, bukan orang bodoh untuk menyimpulkan sendiri, kenapa tentara tampan berstatus instruktur berkuda itu begitu dekat dengan sang Putri.
Di Devon, kota kecil tempat ibu dan kedua kakak perempuan James tinggal, pun Diana mengalami saat istimewa. Keramahan, keakraban, rasa cinta yang tanpa dibuat-buat, tanpa formalitas berbalikan dengan suasana yang dia dapatkan di istana.
Bercinta di tempat tidur sempit di kamar James pun jadi sangat istimewa.
Terhadap James, Diana memang bukan pencinta penuh ketenangan. Selalu ragu dengan tiap kali bertanya apakah dirinya cantik, apakah menarik, apakah seksi. Tak sekali - dua ia langsung menyergap dan menciumi James selagi William, dan Harry masih di balik pintu.
Ada kalanya ia meminta lagi, seketika dan saat itu juga, padahal ia sedang mandi dan James yang sudah berdandan rapi mendekatinya untuk pamit. Pernah juga terjadi, Diana sangat ingin bercinta, sementara James sangat capek.
Merasa ditolak, Diana marah dan mieninggalkan James berhari-hari tanpa kabar.
Detektif Ken Wharfe, yang telah lama setia mengawal dan ikut menyimpan rahasia sang Putri, mendadak dipindahtugaskan karena dianggap terlalu membela James dalam pertengkaran itu, serta salah ucap saat menenangkan hati sang Putri.
Terkadang James merasa kesal dan letih. Jiwa Putri Diana tak kunjung membaik, sementara ketergantungan pada dirinya berubah menjadi impuls-impuls mengejutkan. Akankah ia meninggalkannya? Tidakkah ia ingat pesan ayahnya?
(Ditulis oleh Mayong Suiyo Laksono. Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari Februari 1996)
Baca juga: Apa Benar Penobatan Pangeran Charles Sebagai Raja Sangat Bergantung pada Putri Diana?
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR