Terlepas dari berbagai konsekuensi yang harus ditanggung akibat perceraian orang tuanya, Wills bisa menarik pelajaran dari pengalaman buruk ayahnya. Pertama, ia tak boleh mengandalkan seseorang untuk bisa bersikap bijaksana.
Baca juga: Putri Diana Sempat Mencoba Bunuh Diri Saat Mengandung Pangeran William
Hal kedua, betapapun orang tuanya dianggap tidak bertanggung jawab, mereka tetap memberi banyak pilihan dan kebebasan untuk menentukan hidupnya.
Maklum, dulu apa yang harus dilakukan Charles sudah dirumuskan oleh komite yang menentukan ke mana ia harus bersekolah, begitu pula karier apa yang harus dijalaninya.
Seiring memudarnya magnet pamor Diana menjelang usia 40 tahun, perhatian media pelan-pelan akan beralih pada diri pangeran tampan ini. "Kerajaan membutuhkan figur yang kepopulerannya setara dengan Diana, dan saya kira ini terpenuhi dalam diri William.
Inggris memerlukan seseorang yang siap untuk mengubah dan membawa monarki menyejajarkan langkah dengan lembaga lain di abad mendatang," ujar Edward Pilkington, penulis kerajaan dari Guardian.
Barangkali masalah yang bakal muncul nantinya, jenis wanita macam apa yang kelak akan mendampingi Wills. Selama ini tradisi monarki Inggris secara turun-temurun lebih memilih wanita dari kalangan darah biru sebagai pendamping hidup.
Baca juga: Masuk Bursa Taruhan, Inilah Nama Putra Ketiga Kate Middleton dan Pangeran William
Seperti Ratu Mary, permaisuri Raja George V, figur yang melambangkan wanita aristokrat dengan kesetiaaan tanpa syarat terhadap sang suami.
William jelas akan memegang peranan penting dalam membentuk citra baru monarki Inggris menyongsong abad mendatang. Sampai sekarang orang yang amat "dekat" dan setiap saat bisa memanggil dan memberi instruksi maupun pengarahan kepada Wills tak lain adalah sang nenek.
Maklum, Eton terletak tak jauh dari istana Elizabeth. Dari taman istana pun sang nenek bisa melihat sekolah tempat cucunya menuntut ilmu. "Ratu merasa amat bertanggung jawab dan sangat memperhatikan William," ujar Sarah Bradford.
Setiap Sabtu sore, sekitar pukul 16.00 Wills dijemput dari sekolahnya untuk minum kopi bersama sang nenek di istana. Selama berjam-jam Wills berbincang-bincang dengan neneknya. Kadang terlihat serius, terkadang juga santai.
Apa saja topik pembicaraan mereka? Urusan negara? Nampaknya, tugas inilah yang mulai dititipkan Buckingham di pundaknya. Tentu, William tak boleh tersandung. Karena beban itu berat. (Sumber: Buku Diana 1961 – 1997)
Baca juga: Terungkap, Ternyata Ada Tujuan Khusus dari Kebiasan Pangeran William Selalu Gandeng Tangan George
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR