Ibarat hanya bermodal tampang, tak sulit bagi Wills untuk menjadi populer di kalangan remaja. Terbukti, cewek-cewek ABG Inggris menjulukinya sebagai cowok seksi.
Baca juga: Mengharukan, Ini Janji Pangeran William kepada Mendiang Putri Diana Jika Kelak Ia Jadi Raja Inggris
Dalam pesta-pesta dansa yang digemari oleh keluarga aristokrat, Wills punya banyak penggemar gadis-gadis yang tak segan-segan meminta ciuman dari sang pangeran.
Meskipun demikian sebagai ABG, William memiliki sederet kelebihan lain. Di usianya yang baru 15 tahun, saat sebayanya lagi senang mengecat rambut dan keluyuran ngalor-ngidul, Wills sudah menunjukkan kelebihannya.
Dikenal cerdas, bocah ini berhasil masuk Eton, sekolah elite yang terkenal dengan kualitas dan disiplin pendidikannya. Bahkan, ia memiliki tingkat kedewasaan serta kematangan tinggi jauh melebihi teman sebayanya.
Eton amat terkenal sebagai sekolah anak-anak bangsawan, pejabat tinggi negara, dan para konglomerat dunia. Namun, dengan kedisiplinan tinggi, para murid tidak dibedakan dari tingkat status sosial mereka untuk saling jor-joraan atau pamer kekayaan.
Bisa jadi bukan hanya William yang punya pengawal di situ. Cucu-cucu para raja kapal Yunani pasti membawa pengawal juga, belum lagi keturunan pejabat penting luar negeri lainnya.
Baca juga: Memprediksi Pewaris Tahta Kerajaan Inggris, Akankah Jatuh ke Tangan Pangeran William?
"Sekolah itu tempat yang paling tepat bagi William. Banyak temannya di situ yang lebih kaya. Tak sedikit pula bocah-bocah yang berasal dari keluarga yang tak kalah berantakannya daripada Wills," ujar David Starkey, sejarawaan dari London School of Economics.
Jadwal kegiatan di sekolah ini amat ketat. Nampaknya selama 5 tahun di Eton, Wills bisa sejenak melupakan perseteruan kedua orang tuanya. Acara pertama dimulai setiap pagi pukul 08.00 dengan berdoa di kapel, setelah itu sarapan, diteruskan pelajaran sekolah.
Selesai makan siang, anak-anak bisa berolahraga sepuasnya sebelum akhirnya kembali masuk kelas pukul 16.00. Selain mata pelajaran utama, Eton juga menyelenggarakan pelajaran ekstrakurikuler, semisal bahasa asing dan memasak. Tersedia pula bimbingan konseling bagi anak-anak yang orang tuanya bercerai.
Memang, angka perceraian di Inggris paling tinggi di Eropa, sehingga Wills tak perlu merasa sendirian.
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR