Baca juga: Agar Kantong Tak Jebol saat Lebaran, Ini Tips Mengatur Uang saat Mudik
Karena itulah selain penuh iklan yang merayu pembeli, koran-koran juga banyak berisi-peringatan agar masyarakat jangan terburu nafsu memboroskan uangnya. Ada pula bimbingan dan saran dalam cara menggunakan uang.
Umpamanya saja: Jangan tertipu (timbangan kurang, makanan tidak bersih dsb.) mereka disarankan untuk mengadu ke alamat tertentu.
Pantun yang salah alamat
Memberi hadiah uang pada hari raya kepada keluarga dan kawan merupakan hal yang lazim di Malaysia. Mereka memberinya dalam bentuk uang kertas baru. Karena itu bank-bank menyediakan uang kertas baru dan juga uang receh.
Anak kecil yang masih termasuk keluarga mungkin diberi hadiah satu dolar seorang (di sini disebut satu ringgit, tetapi ringgitnya bukan Rp 2,50 seperti uang pernah dikenal di Indonesia). Anak kenalan biasa mungkin cuma mendapat 50 sen atau bahkan 20 sen kalau datangnya berombongan.
Di sini juga orang lazim mengirimkan kartu ucapan selamat hari raya. Ukurannya biasanya besar-besar. Kartu-kartu yang diterima akan dikumpulkan lalu dipajang di rumah. Cara memajangnya bermaca-macam.
Baca juga: Agar Kantong Tak Jebol saat Lebaran, Ini Tips Mengatur Uang saat Mudik
Ada yang digantung pada tangkai kering, ada yang diuntai dengan pita yang dipasang dari tembok ke tembok.
Pihak Pos dan Telekomunikasi mengumumkan batas waktu kartu Lebaran harus dikirim, supaya tiba sebelum hari raya tiba.
Kadang-kadang kartu Lebaran itu ada pantunnya, yang disesuaikan untuk siapa kartu itu dikirim. Contohnya: Bila untuk guru, pantunnya mungkin ucapan terima kasih karena si guru telah mengajarkan ilmunya.
Karena pantun-pantun itu ditulis dalam bahasa Melayu, orang asing sering tidak mengerti. Mereka membeli bermacam-macam kartu dalam jumlah banyak untuk dikirimkan kepada teman dan kenalan.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR