Advertorial

Jangan Membaca dalam Kendaraan Agar Tak Mabuk Ketika Perjalanan Mudik

Moh. Habib Asyhad
K. Tatik Wardayati
,
Moh. Habib Asyhad

Tim Redaksi

Intisari-Online.com – Kalau Andu diserang mabuk ketika melakukan perjulanan jauh dengan kendaraan darat (juga laut dan udara), itu memang risiko Arida, atau siapa pun yang pernah mengalaminya pasti akan bilang, mabuk itu menjengkelkan karena mengganggu kenikmatan perjalanan.

Gejalanya, mula-mula badan serasa inelayang (drowsiness), muka pucat, berkeringat dingin, dan keluar air liur berlebihan (hipersalivasi).

Yang terakhir ini membuat banyak air liur tertelan sehingga menimbulkan rasa mual, dan akhimya muntah.

Pada dasarnya, ungkap Dr. Robert Stern, ahli psiko-fisiologi dan Universitas Park (AS), dalam Majalah Your Health, tidak ada yang kebal mabuk (motion sickness).

Tapi nyatanya mengapa ada yang diserang mabuk, ada yang tidak?

Baca juga: Anti Ribet, Ini 6 Tips Praktis 'Packing' Pakaian Untuk Mudik Lebaran

Kondisi fisik seseorang sangat menentukan. Tubuh yang sedang tidak fit (karena flu atau sakit kepala) mudah bikin orang mabuk daripada yang betul-betul bugar dan sehat.

Karena itu jaga kondisi badan tetap fit, misalnya dengan tidur yang cukup dan makan makanan yang bergizi, kalau ingin melakukan perjalanan jauh.

Makan sebelum bepergian sangat dianjurkan. Sebaiknya 2 – 3 jam sebelumnya. Tidak perlu kenyang-kenyang dan jangan menyantap makanan yang berlemak, terlalu manis atau asam, karena bisa merangsang muntah.

Minum obat antimabuk sebelumnya boleh saja, tapi bukan jaminan. Tapi pengemudi tidak dianjurkan, karena obat itu menimbulkan rasa kantuk.

Kalau Anda mabuk, menurut dr. Sukono Djojoatmodjo, ahli saraf di RS Mitra Keluarga, bekal obat batuk bisa menolong mengobatinya.

Baca juga: Kebiasaan Buruk Para Pemudik Indonesia: Buang Sampah Sembarangan, Bahkan di Jalan Tol Sekalipun

Kalau sudah di perjalanan, jangan terpaku pada objek di kanan-kiri jalan, sebab akan mempengaruhi gerakan ritmik bola mata sehingga menjadi tak terkendali (nystagmus).

Kondisi ini dapat menimbulkan rangsangan di pusat muntah. Untuk menghindarinya paling baik tidur saja. Dengan begitu rangsangan itu akan reda, kemungkinan mabuk relatif berkurang.

Membaca dalam perjalanan tidak dianjurkan, dan sebaiknya hindari merokok.

Pengemudi pun bisa membuat penumpangnya mabuk. Sopir yang baik akan melarikan kendaraannya dengan perubahan akselerasi seminimal mungkin dengan laju yang konstan dan tidak mengentak-entak.

Baca juga: Serba Khasiat Jahe dan Lengkuas, dari Mabuk Hingga untuk Luluran

Keadaan ini tidak mengganggu reseptor alat keseimbangan di dalam telinga.

Menikmati alunan musik, kata Sukono, membantu mengalihkan jalur rangsangan muntah sehingga mengurangi kemungkinan mabuk.

Begitupun, menurut sebuah laporan penelitian, kegiatan berpikir memecahkan suatu masalah dalam perjalanan dengan kendaraan.

Kecuali itu, jangan lupa membawa bekal berupa makanan kecil dan minuman (tidak mengandung alkohol atau gas), atau buah-buahan.

Itu bermanfaat mencegah lapar dan haus, apalagi bagi yang punya gejala sakit maag.

Baca juga: Inilah yang Terjadi pada Otak Kita Jika Minum Alkohol hingga Mabuk

Artikel Terkait