Pihak Pentagon ternyata memilih bersiaga penuh untuk mengantisipasi hasil KTT Kim Jong Un-Donald Trump dengan menyiagakan kekuatan militer dalam skala besar.
Sekitar 100 jet tempur, di antaranya 70 unit F-16 dan 10 unit pesawat A-10 penghancur tank, sejumlah pesawat intai,satu pembom nuklir, satu kapal induk, sejumlah kapal selam bertenaga nuklir, dan 14 kapal perusak (destroyer), telah disiagakan di Semenanjung Korea dan Jepang dalam kondisi siap menyerang Korut.
Jadi seperti perundingan ala cowboy, meski Presiden Trump bermaksud damai, ia seperti cowboy yang masih melengkapi diri dengan dua pistol di pinggang dan siap menyelesaikan masalah dengan Korut menggunakan senjata.
Padahal seperti ketika Kim Jong Un bertemu Presiden Korsel, Moon Jae In di Panmunjom dengan penuh persahabatan, Kim Jong Un ketika bertemu Kim Jong Un di Singapura bisa dipastikan tetap tampil ramah dan sama sekali tidak menunjukkan rasa permusuhan.
Memang agak sulit membayangkan Kim Jong Un dan Donald Trum bersalaman lalu saling berangkulan, mengingat AS sudah memiliki target ‘harus menang’ dalam KTT itu.
Apalagi sepanjang tahun 2017, baik Kim Jong Un maupun Donald Trump, sudah saling mengolok-olok secara habis-habisan bak musuh bebuyutan.
Yang jelas, militer AS memang tetap menganggap Korut sebagai musuh bebuyutan yang tidak bisa diajak kompromi.
Oleh karena itu, jika AS merasa sampai ‘dikalahkan’ dalam KTT, Pentagon ternyata sudah menyiapkan kekuatan militer yang siap melibas Korut kapan saja.
Baca juga: 7 Negara Ini Punya Kebijakan Pajak Paling Konyol, Salah Satunya Pajak Bernapas!
Source | : | Dailymail.co.uk,cnn.com |
Penulis | : | Agustinus Winardi |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR