Terima, terima dan terima rasa sakit dalam diri ini sampai rasa itu hilang, lenyap dan sirna dari pandangan mata. Terus mohon ampun pada Dia yang menciptakan diri ini.
"Menerima kekeliruan bisa menimbulkan rasa sakit yang paling dalam, namun sering kali rasa sakit ini justru dapat menjadi daya dorong yang sangat dahsyat untuk melesat ke angkasa!!"
Baca juga: Sempat 'Mati', Skateboard Kembali Bangkit Jadi Olahraga yang Banyak Digandrungi Anak Muda
Berubah secepat mungkin
Momentum ini adalah peluang besar. Ya, peluang besar untuk melakukan perubahan dalam diri. Bukan mengubah orang lain atau mengubah keadaan. Robek semua lembar sikap yang menghambat.
Bakar semua "catatan kotor" yang bau. Kubur semua otot kebencian dan saraf kemarahan. Ampuni, ampuni, dan ampuni. Maafkan, maafkan, dan maafkan.
Buat sikap baru yang sangat berbeda. Habitat yang benar-benar baru. Jadi orang yang berbeda. Semangat yang berbeda. Yang penting hal baru tersebut haruslah berpijak dan berjubah kebenaran.
"Berubah menjadi baru. Bukankah kebangkitan tidak mungkin terjadi, kalau tidak ada Kematian? Beranikah aku mati? Mati untuk sang Diri? Mati untuk sang Ego?"
Petik buah-buah hikmah
Kejadian memang sudah lewat, sudah berlalu, sudah jadi memori. Namun, yang terpenting adalah memetik buah hikmah agar dapat menjadi bekal berguna di masa mendatang.
Itulah pelajaran terbesar dalam kehidupan ini.
Petiklah buah hikmah tentang diri Anda sendiri, tentang manusia, tentang sebuah keadaan dan tentang kehidupan.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR