Strategi Menjadi Jutawan dari Menulis

K. Tatik Wardayati
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Menulis Memberi Makna Pengalaman Harian
Menulis Memberi Makna Pengalaman Harian

Intisari-Online.com – Banyak yang bilang, penulis bukanlah profesi yang menjanjikan. Namun, Dodi Mawardi, Aulia Halimatussadiah (Ollie), dan Gina S. Noer membuktikan bahwa pemikiran tersebut salah. Kita bisa kok mendapat penghasilan tinggi dari menulis, asalkan tahu strateginya.

--

Dodi Mawardi memulai kariernya sebagai seorang wartawan. Bertahun-tahun ia hidup dari profesi itu. Gaji tetap Dodi terima setiap bulannya. Namun, suatu hari, ia merasa lelah bekerja di bawah instansi dan kepemimpinan orang lain. Dodi ingin bebas. Ingin memiliki profesi yang tidak memiliki masa pensiun. Baginya, hal itu bisa dicapai dengan menjadi penulis.

(Baca juga: Instagram Menyulap Boris Kudryashov yang Biasa-biasa Saja Menjadi Seorang Jutawan)

“Semakin tua, penulis semakin berisi dan disukai banyak orang. Jadi bisa menjadi profesi seumur hidup,” ujar Dodi. Setelah tiga bulan mendalami dunia penulis, Dodi mantap melepaskan kariernya sebagai wartawan dan terjun sebagai penulis lepas pada 2006.

Hal yang sama juga dilakukan Aulia Halimatussadiah atau yang lebih dikenal dengan nama Ollie di dunia kepenulisan. Setelah belajar menulis selama tiga bulan di sekolah menulis kreatif Jakarta School, Ollie seperti “ketagihan” menghasilkan karya. Lama kelamaan, menulis menjadi panggilan untuk mengekspresikan diri. Wanita yang memiliki hobi membaca ini, merasa penulis merupakan profesi yang menarik dan keren. Oleh sebab itu, Ollie meninggalkan pekerjaannya sebagai web developer untuk fokus menjadi penulis.

Ketika Dodi dan Ollie memilih meninggalkan pekerjaannya dan beralih menjadi penulis, banyak orang yang meragukan. Beberapa bahkan ada yang bertanya: “memangnya bisa hidup dari menulis?”. Namun mereka berdua tetap yakin bahwa profesi menulis ini menjanjikan. Buktinya, Ollie mengatakan, pendapatan dari menulis jauh lebih besar dibanding gajinya di perusahaan Teknologi Informasi (TI) dulu. Dodi juga setuju akan hal itu. Penghasilan dari menulis setidaknya selalu cukup untuk membuat dapurnya ngebul. “Memang minat baca di Indonesia saat ini masih rendah, namun ke depannya ada peluang untuk berkembang. Dan pada saat itulah karya penulis semakin dicari dan diminiati,” papar Dodi.

(Baca juga: Beau Jessup, Gadis 16 Tahun Asal Inggris yang Menjadi Jutawan Gara-gara Nama)

Gina S. Noer, penulis skenario film Ayat-ayat Cinta dan Habibie & Ainun, percaya bahwa penulis adalah pekerjaan yang anti krisis dan kita bisa hidup dari situ. Mengapa? Karena semua yang dibutuhkan dari profesi penulis ada di diri kita sendiri. “Kemampuan menulis akan dibutuhkan alam keadaan apapun,” kata Gina. Tidak hanya dari buku, banyak peluang lain yang bisa diciptakan dari menulis. Dan peluang itu semakin besar jika kita tahu cara memanfaatkannya.

Jangan bergantung pada royalti

Kebanyakan penulis berpikir, mereka bisa mendapatkan penghasilan jika menerbitkan sebuah buku. Itu benar. Penulis rata-rata mendapatkan royalti 10% dari penjualan bukunya. Namun, menurut Dodi, royalti yang kita dapatkan akan semakin sedikit seiring dengan berkurangnya stok buku di pasaran. “Syukur-syukur kalau buku kita dicetak ulang, kalau tidak ya penghasilan dari royalti akan berhenti sampai di situ saja,” kata Dodi.

Lagipula, royalti akan menjanjikan penghasilan besar, jika buku-buku kita booming di pasaran. Namun jika tidak? Maka uang yang kita peroleh pun tidak seberapa. Oleh karena itu, Dodi menyarankan sebaiknya kita tidak hanya mengandalkan royalti saja.

(Baca juga: Yao Nanshan, Jutawan yang Rela Melepas Kekayaannya Demi Menikahi Perempuan Desa Sederhana)

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan pendapatan dari menulis – tidak selalu dengan menghasilkan buku. Sebagai tambahan passive income, Dodi mendirikan Sekolah Menulis Kreatif Indonesia (SMKI). Pelatihan menulis itu menjadi salah satu strategi Dodi untuk menambah pemasukkannya. Ollie juga melakukan hal yang sama. Penulis yang sudah menghasilkan 27 buku ini membangun bisnis lain yang terkait dengan dunia penulisan, yakni mendirikan toko buku online (kutukutubuku.com) dan juga penerbit buku mandiri (self publishing) online bernama nulisbuku.com.

Penulis pada dasarnya mirip-mirip dengan pengusaha. Bagaimana kita “membisniskan” tulisan kita. Gina mengatakan, ketika ingin membuat tulisan, kita harus melihat jangka panjangnya juga. “Apa saja yang bisa dihasilkan dari tulisan ini?” ujar wanita yang juga membangun pelatihan menulis bernama PlotPoint ini.

Artikel Terkait