Sebagian Besar Perempuan Merasa Sangat Puas dengan Ukuran Penis Pasangannya
Intisari-Online.com – Banyak yang berkisah bagaimana sulitnya agar bisa membangun suasana hati untuk berhubungan seksual. Bila dipikir pria lebih mudah untuk berhubungan seksual, nyatanya itu hanya mitos. Mereka bisa saja sibuk, stres, dan kadang-kadang terlalu kewalahan. Setidaknya, adai tujuh langkah merangsang suami agar rutin berhubungan seks.
Pakar seks, Dana B. Myers, memberikan beberapa saran berikut ini untuk rayuan para istri di malam hari.
1. Cobalah untuk menjauh dari rutinitas.
Skenario terbaik adalah meninggalkan anak-anak dengan kakek-nenek mereka, lalu menikmati malam berdua di sebuah hotel. Jika hal tersebut tidak memungkinkan dilakukan, jadwalkan hari tenang, bebas dari anak-anak.
2. Rencanakan malam bersama-sama.
Makan malam bersama pasangan Biarkan pasangan tahu bahwa kita telah membuat upaya untuk itu, dan itu sama pentingnya bagi kita untuk merasa dimanja dan memberikan balasannya. Lakukan dengan memberikan pijatan, atau menyalakan lilin. Ini akan membuat kita merasa santai dan dimanjakan, sementara suami akan merasa cinta dengan cara yang baru. Dan akhirnya berdua dapat membangun hubungan bersama-sama.
Bersihkan tempat tidur dan buatlah romantis Rapikan kamar tidur dari kekacauan, karena ini menjadi pengganggu besar. Lipat cucian dan simpan. Simpan mainan anak-anak. Sembunyikan laptop dan gadget, kecuali berniat menonton sesuatu yang seksi. Singkirkan juga foto-foto keluarga yang tidak kita inginkan “mereka” melihat kita berhubungan seks.Oww…
4. Ubah kamar tidur menjadi sebuah kamar kerja.
Buatlah tempat tidur menjadi lebih romantis Kini kita dapat mengatur suasana hati dengan menarik sisi sensualnya. Buat suasana keakraban dan kehangatan dengan melembutkan cahaya. Gunakan cahaya lilin, kap lampu, atau tempat lilin dengan penutup berwarna. Gunakan wangi-wangian dengan membakar minyak atau lilin beraroma, seperti vanili, musk, cendana, atau kayu manis. Setel musik lembut dan gunakan sprei lembut.
Paus Urbanus II dalam Konsili Clermont mengobarkan Perang Salib Pertama. Tujuan perang ini adalah merebut kembali Tanah Suci Yerusalem dari Kekhalifahan Islam.
22 November 1963: John F. Kennedy tewas ditembak
Presiden AS ke-35 John F. Kennedy ditembak saat berkendara dalam iring-iringan mobil kepresidenan di Dealey Plaza, Dallas, Texas, oleh seorang mantan Marinir AS bernama Lee Harvey Oswald.
18 November 1912: Lahirnya Muhammadiyah
Kiai Haji Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah di Yogyakarta dengan tujuan membebaskan umat Islam dari keterbelakangan ilmu pengetahuan juga membangun kehidupan yang lebih maju.
15 November 1946: Penandatanganan Perjanjian Linggarjati
Hasil dari perjanjian ini, Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia cuma mencakup Pulau Jawa, Pulau Sumatera, dan Pulau Madura.
13 November 1998: Tragedi Semanggi I
Tragedi Semanggi I merujuk peristiwa tertembaknya 17 orang dalam unjuk rasa menentang SI DPR/MPR November 1998 di Jembatan Semanggi dan Universitas Atmajaya. Masuk kategori pelanggaran HAM berat
12 November 1293: Kerajaan Majapahit Berdiri
Kerajaan Majapahit diakui sebagia salah satu kerajaan terbesar di Nusantara. Kerajaan ini mencapai kejayaannya ketika diperintah oleh Raja Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada.
10 November 1963: Indonesia Menggelar GANEFO yang pertama
Games of New Emerging Forces (GANEFO) merupakan ajang olahraga yang disengaja sebagai tandingan Olimpiade. GANEFO pertama diikuti oleh 48 negara Asia, Afrika, Eropa Timur, dan Amerika Latin
10 November 1945: Pertempuran Surabaya Meletus/Hari Pahlawan
Sejak pagi, Inggris membombardir Kota Surabaya dari berbagai penjuru. Untuk menghormati jasa-jasa are-arek Surabaya, tiap 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan
7 November 2013: Wayang Diakui UNESCO/Hari Wayang
7 November 2013 UNESCO menetapkan wayang sebagai Warisan Dunia Tak Benda. Lewat Keppres 30 Tahun 2018, hari itu ditetapkan sebagai Hari Wayang Nasional
6 November 1908: Cut Nyak Dhien Meninggal Dunia
Pahlawan Nasional Cut Nyak Dhien meninggal dunia di pengasingannya di Sumedang, Jawa Barat, pada usia 60 tahun. Cut Nyak Dhien diakui sebagai salah satu pahlawan terbesar rakyat Aceh dan Indonesia.