Intisari-Online.com – Seorang pria tua yang telah berumur 80 tahun tinggal di sebuah desa. Ia merasa sebagai orang paling malang di dunia. Seluruh desa pun lelah terhadap kelakuan pria tua itu. Sebab ia selalu murung, selalu mengeluh, dan selalu dalam suasana hati yang buruk.
Semakin lama ia hidup, semakin buruk dan semakin beracun kata-katanya. Ia bahkan berbuat tidak wajar dan menghina orang yang bahagia di sebelahnya. Ia menciptakan perasaan ketidakbahagiaan pada orang lain.
Pada suatu hari terjadi hal yang luar biasa. “Pria tua itu terlihat senang hari ini, ia tidak mengeluh apa-apa, tersenyum, bahkan wajahnya terlihat segar,” demikian gunjing para penduduk desa.
Seluruh desa berkumpul. Seorang warga bertanya pada pria tua itu, “Apa yang terjadi padamu?”
“Tidak ada yang istimewa,” jawab pria tua itu.
“Delapan puluh tahun saya telah mengejar kebahagiaan dan itu tidak berguna. Kemudian saya memutuskan untuk hidup tanpa kebahagiaan dan hanya menikmati hidup. Itu sebabnya saya senang.”
Ah, ternyata kebahagiaan itu tidak bisa dikejar. Sebab "rasa" itu sebenarnya tidak ada di luar sana melainkan sudah bersemayam di hati setiap manusia. Tinggal kita mau merasakannya atau tidak.