Intisari-Online.com- Menurut Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Muliaman D. Hadad, Presiden Joko Widodo akan mendeklarasikan ‘Hari Menabung Nasional’ setiap tanggal 31 Oktober.
Sebelumnya, secara internasional memang setiap 31 Oktober sudah ada Hari Menabung Internasional. Oleh karena ini, tujuan dari rencana ini ialah mewujudkan masyarakat Indonesia yang berbudaya menabung. Pengertian menabung sendiri bukan hanya untuk menyimpan uang melainkan asuransi dan saham lainnya.
Tapi sebenarnya, apakah masih perlu menabung di era modern seperti sekarang?
Menurut penulis buku best seller ‘Rich Dad Poor Dad’, Robert Kiyosaki justru sebaliknya. Baginya, menabung itu hanya untuk para pecundang.
Kiyosaki berpendapat bahwa di era sekarang, kita sebagai anak muda dunia, tidak harus mengikuti apa kata orangtua. Misal, berangkat ke sekolah, setelah lulus bekerja, mendapatkan uang, simpan uang, dan kalau bisa mulai investasi jangka panjang. Namun sekarang justru terbalik.
Penulis buku yang juga seorang motivator ini berkata hal itu disebabkan oleh karena dirinya tidak menabung. Semua yang ia lakukan di era modern ini ialah investasi. “Saya malah meminjam uang. Tapi untuk invest di real estate. Dari sanalah saya dapat 2,5 persen bunga. Sekarang saya mendapat 300 juta US Dollar,” kata Kiyosaki.
Penjelasan Kiyosaki tentang pentingnya investasi ketimbang menambung membuat beberapa masyarakat garuk-garuk kepala. Sebabnya, tidak semua orang paham dengan teori Kiyosaki mengenai saham dan investasi.
Tapi yang jelas memang semua perubahan ini dikarenakan adanya pertumbuhan global. Orang ekonom menyebutnya bahwa ekonomi dunia seperti menuruni lereng dan kitalah sebagai kontraktornya.
Begitu juga menurun The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). Berdasarkan data dari organisasi ini, pertumbuhan global mengalami keterlambatan 2,9 persen sepanjang tahun ini. Tapi pada 2017 diperkirakan naik menjadi 3,6 persen. Jadinya, dengan adanya investasi, orang kaya tidak akan kaya sendirian.