Intisari-Online.com- Ada beragam cara melampiaskan perasaan patah hati. Salah satunya adalah dengan pertualang keliling dunia. Seperti yang dilakukan Bambi Smyth. Tidak hanya itu, selama 3 bulan ia berpetualang, ia mengencani 75 laki-laki dari 22 negara.
Wanita cantik berusia 55 tahun ini adalah seorang ilustrator buku anak di Skotlandia yang tinggal di Melbourne, Australia. Bambi Smyth menceritakan bahwa ia pernah patah hati.
Kejadian itu terjadi saat ia berusia 40 tahun, sekitar tahun 1990-an. Bambi bersama temannya berkunjung ke Indonesia. Di sana ia bertemu seorang pria yang membuatnya jatuh cinta. Hubungan itu berlanjut. Selama dua tahun, keduanya berhubungan jarak jauh. Tahun ketiga, si pria memutuskan tinggal di Sydney, Australia.
Sayang, hubungan itu kandas pada tahun ketujuh. Menurut Bambi, ia merasa hubungannya tidak mundur dan juga tidak maju. Ketika ia meminta kepastian, si pria menolaknya. Alhasil, hubungan cinta sejati yang diyakini Bambi putus.
Sejak itu, Bambi menyakini diri untuk move on. Cara yang ingin dia lakukan ialah berpetualang ke tempat yang jauh dan lama. Ia ingin ke Inggris, ke Italia, ke negara-negara favoritnya.
Menariknya, selama petualangannya itu, Bambi mengencani banyak pria. Pria pertama bernama Paolo asal Brazil, kedua Alberto asal Kuba, dan ketiga Oliver asal Prancis. Total, selama tiga bulan ia menjelajahi dunia, Bambi sudah melakukan kencan buta dengan 75 pria dari 22 negara.
Pria-pria itu berusia antara 21 sampai 61 tahu. Profesinya juga beragam. Mulai dari berbagai profesi. Dari seorang pangeran asal Italia, miliuner dari Rusia, pastor dari Vatikan, sampai gigilo dari Spanyol. Semua itu, demi pencarian cinta sejatinya.
Kisah petualngan Bambi Smyth mencari cinta sejatinya ini, ia tulis dalam buku yang berjudul Men on the Menu. Di dalam buku itu juga, Bambi menceritakan bahwa ia berkenalan dengan banyak orang dan mendapatkan banyak rekan bisnis. Bahkan mereka memberi janji, jika Bambi datang lagi ke negara itu, mereka akan beri fasilitas gratis.
Source | : | news.com.au,express.co.uk |
Penulis | : | Mentari Desiani Pramudita |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR