Intisari-online.com—Banyak orangtua yang merasa begitu khawatir dan bingung untuk menentukan berapa banyak sebenarnya anak-anak boleh bermain gadget. Mungkin bagi kita, lebih baik anak-anak tidak dicekoki dengan perangkat teknologi dulu. Seperti yang disarankan oleh American Academy of Pediatrics (AAP) yang merekomendasikan bahwa anak di bawah usia 2 tahun tidak boleh menonton televisi.
Namun, apakah sama sekali tidak mengizinkan anak-anak menyentuh gadget merupakan tindakan yang paling bijak? Buktinya, AAP yang tadinya melarang anak dua tahun untuk bersentuhan dengan gadget, kini sudah memberi kelonggaran. Anak-anak boleh berhubungan dengan gadget, hanya untuk video call dengan keluarga.
Hal ini tentu cukup realistis, mengingat bahwa hampir setiap bagian dalam hidup manusia kini bersentuhan dengan teknologi. Faktanya, waktu dengan gadget tidak sepenuhnya sangat buruk. Namun, kita perlu tahu batasannya, seperti ini:
1. Screen time boleh dilakukan asal anak-anak bisa mendapatkan hal yang mendidik dari konten apa yang ditonton atau dimainkannya. Nah, tentu hal ini berlaku bagi anak-anak di atas dua tahun. Sebab belum ada bukti bahwa anak di bawah dua tahun bisa belajar dari apa yang dilihatnya di TV maupun gadget. Bahkan mereka belum bisa mengerti.
2. Screen time tidaklah benar-benar buruk. Maksudnya, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa anak yang sering menonton TV atau bermain di komputer/tablet menjadi lebih bodoh, lambat bertumbuh, dan tidak mampu membaca.
Sebenarnya yang salah adalah, ketika anak-anak mulai tersedot waktunya hanya untuk gadget saja. Akhirnya waktu untuk belajar, bermain bersama teman, dan berinteraksi dengan keluarga menjadi kurang. Jika anak-anak sudah tersedot waktunya pada gadget, itulah saat yang tepat untuk menjauhkan gadget dari anak.
3. Apa yang ditonton anak-anak itu mempengaruhi fokusnya. Jika anak-anak lebih fokus pada tayangan TV maupun gadget ketimbang berbicara dengan orangtua dan bermain, sebaiknya matikan TV di rumah Anda dan jauhkan gagdet darinya!
4. Ingat, bahwa tayangan bahkan apa yang disajikan di layar gadget tidak akan bisa mengajari anak kita lebih dari kita mengajarinya. Walau banyak penelitian yang menyarankan anak-anak untuk belajar dari TV maupun internet. Tapi ajaran langsung yang didapatinya dari pengalaman bersama orangtua, teman, dan guru masih belum terkalahkan gadget.
5. Konten dari tayangan yang dilihat anak-anak harus diperhatikan. Faktanya banyak tayangan yang memicu perilaku kekerasan yang ditonton oleh anak-anak. Baik dari TV maupun game. Sebaiknya inilah yang dihindari. Sebab ribuan tayangan pendidikan dan aplikasi yang bagus untuk anak-anak masa kini.
Nah, karena itu, boleh anak-anak memiliki screen time, asal waktunya itu tidak menggantikan hal-hal penting lain yang harus dilewatinya. Coba pikirkan, misalnya, apakah menonton Dora The Explorer selama 30 menit sudah menggantikan waktu untuk ngobrol dengan anak? Atau apakah menonton DVD dalam perjalanan jauh bisa menggantikan waktu si anak rewel dan menangis selama 1,5 jam? Jika kasus ini terjadi, maka jangan merasa bersalah untuk mengambil manfaat dari gadget.
Namun, jika anak-anak hanya ingin menghabiskan seluruh waktunya dengan menonton dan bermain gadget setiap hari, memang sebaiknya kita menjuhkan gadget darinya. Alangkah lebih baiknya lagi, setiap kali anak-anak menonton TV atau bersentuhan dengan gadget, pastikan kita duduk bersamanya. Asal jangan lengah dan tetap bijak, mengizinkan anak bermain gadget sah saja.