Intisari-Online.com - Sepak bola sudah berubah. Predikat hebat tak lagi hanya didekati dengan ukuran-ukuran teknis semata. Kosa kata ekonomi yang kadang bermakna rumit - semisal turnover, revenue, profit, value, dan lain sebagainya; kian sering diperbincangkan saat menilai sebuah klub. Inilah kisah Manchester United sebagai "the best business football club" - mesin uang yang sangat produktif.
Manchester United adalah fenomena - nyaris di semua sisi keberadaannya. Pertama-tama kita harus menyinggung reputasi hebat Red Devils di lapangan hijau. Di Inggris, MU memegang rekor gelar terbanyak di dua kompetisi paling bergengsi di negeri itu, Premier League dan FA Cup, masing-masing dengan koleksi 11 gelar.
Itu belum termasuk tujuh gelar Divisi I (sebelum kompetisi berubah nama menjadi Premier League pada 1992), 3 gelar Piala Liga, dan 17 gelar FA Charity Shield atau yang kini dikenal dengan Community Shield.
Di Eropa, klub yang berdiri pada 1878 ini masuk kategori papan atas dengan tiga gelar Liga Champion, satu gelar Piala Winners, dan satu gelar Piala Super Eropa. Gelar Piala Interkontinental (1999) dan Piala Dunia Antarklub (2008) - turnamen tahunan yang mempertemukan klub juara dari seluruh benua, melengkapi catatan emas mereka.
Berbekal prestasi gemilang itulah MU dengan cerdik, agresif, dan inovatif mulai membangun pilar-pilar kerajaan ekonominya. Contoh terbaik bisnis klub sepak bola.