Intisari-Online.com- Mendapati sang kakek yang menderita Alzheimer berjalan di tengah malam dan melukai dirinya sendiri, membuatnya melakukan terobosan baru. Tak hanya membantu sang kakek, tapi ia membantu jutaan penderita penderita Alzheimer lainnya.
Saat menciptakan temuannya ini, Kenneth Shinozuka baru berusia 15 tahun. Remaja yang tinggal di New York ini membuat sebuah sensor yang terhubung ke ponsel setiap keluarga yang memiliki penderita Alzheimer. Fungsinya untuk mencegah si penderita terluka ketika berjalan di tengah malam.
Sensor nirkabel ini diberi nama Safe Wander. Ia berupa kaos kaki atau alas kaki. Dipasangkan pada kaki si penderita ketika ia mau tidur malam. Sensor akan mengirimkan pesan elektronik kepada keluarga korban melalui ponsel yang telah terhubung. Sambungkan tersebut berbunyi jika si penderita menggerakkan kakinya dari tempat tidur.
Tentu aja penemuan Kenneth sangat membantu keluarga penderita Alzheimer. Ia bahkan tak segan-segan meminta bantuan Jacqueline Dupont, CEO dari Irvine Cottages. “Dia ingin membantu seluruh penderita Alzheimer,” kata Dupont saat mengingat pertama kali bertemu Kenneth.
Ketika ditanya apa yang mendasari dirinya membuat sensor ini ialah pengalaman pribadinya. Sang kakek, Deming, didiagnosa menderita Alzheimer ketika Kenneth masih berusia 4 tahun. Ia sering melihat kakeknya berjalan malam tanpa sadar dan terluka. Ia khawatir apalagi jika tidak ada keluarga di rumah.
Oleh sebab itu, sensor ini bisa digunakan untuk sang kakek dan seluruh penderita Alzheimer. Apalagi menurut Alzheimer’s Association di Amerika Serikat ada sekitar 5 juta penderita Alzheimer. Mereka sudah kehilangan 60 persen daya ingat di otaknya.
Penemuan Kenneth ini langsung membawanya memenangkan Science in Action di Scientific American Magazine dan membawa pulang hadiah 50.000 US Dollar (Rp650 juta). Lalu Kenneth akan bersaing di Science Fair Google yang diselenggarakan di California, Amerika Serikat.
Untuk masa depan, Kenneth masih mengejar mimpinya menjadi seorang neuroscientist dan mengkhususkan diri di bidang teknik dan ilmu komputer.
“Saya ingin memecahkan beberapa hal tentang otak dan mencitptakan alat lainnya. Lalu membantu penderita Alzheimer sembuh dari penyakitnya,” ungkapnya sambil tersenyum.
Source | : | businessinsider.com |
Penulis | : | Mentari Desiani Pramudita |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR