Gula, Kokain, dan Otak

Yoyok Prima Maulana

Editor

Gula, Kokain, dan Otak
Gula, Kokain, dan Otak

Intisari-Online.com - Angelique Panagos, ahli gizi dari Inggris berpendapat dalam hal membuat orang kecanduan, gula lebih hebat dibandingkan dengan kokain. Ketika kokain hanya menstimulasi satu area di otak, gula menstimulasi seluruh area otak kita.

Suatu studi di Prancis menguatkan hal itu. Pada studi itu, tikus yang sedang kecanduan kokain malah memilih gula daripada kokain.

Gula memang bak dua sisi mata pisau bagi otak manusia. Di satu sisi, otak membutuhkan asupan gula yang memadai untuk bisa bekerja optimal. Namun di sisi yang lain, kelebihan gula bisa merusak otak. Bahkan, otak manusia bisa mengecil karenanya. Wow!

Hal yang juga memprihatinkan adalah konsumsi masyarakat Indonesia terhadap gula. Berdasarkan riset 2014, konsumsi gula rata-rata masyarakat Indonesia ada di angka 31 gr/ hari. Itu belum ditambah asupan gula lain dari makanan yang kita konsumsi.

Padahal, batas maksimal yang ditolerir tubuh terhadap gula adalah 25 gr/ hari. Jadi, bisa dibayangkan gempuran gula terhadap otak kita. Simak pembahasannya di rubrik Sorotan, “Awas, Kelebihan Gula akan MenyerangFungsi Otak”.

Selain mengangkat tema pengaruh gula terhadap otak, pada edisi ini Intisari juga menyajikan artikel berjudul “Jurus Sederhana Meningkatkan Kualitas Otak”. Di sana dibahas tentang kiat dan tips bagaimana menjaga dan memelihara kesehatan otak.

Kami sangat memandang tinggi kesehatan otak. Sebab, untuk membuat hidup lebih bernilai dan berbahagia, otak yang normal saja tidak cukup. Lebih dari itu, manusia membutuhkan otak yang sehat.

Apalagi, peribahasa kuno dari Inggris juga berkata, “Otak yang tidak digunakan dan dirawat dengan baik akan menjadi sarang iblis.” Tentu kita tidak mau, bukan?

Tabik.