Intisari-Online.com – Hari ini adalah ulang tahun perkawinan mereka. Aisha sedang menunggu suaminya, Rajiv, muncul. Banyak hal yang berubah sejak pernikahan mereka, pasangan itu sudah mengalami kehidupan manis dan pahitnya dalam pernikahan mereka.
Bertengkar dalam hal-hal kecil, tidak suka dengan cara-cara yang berubah. Aisha sedang menunggu untuk melihat apakah Rajiv mengingat ulang tahun pernikahan mereka.
Saat itu bel pintu berdering, ia menemukan suaminya basah kehujanan dan tersenyum dengan seikat bunga di tangannya. Dua hari sebelumnya mereka bertengkar. Makanya ia berencana untuk merayakannya dengan sampanye, musik ringan, apalagi hujan di luar. Itu sempurna!
Tapi saat itu berhenti ketika telepon di kamar tidur berdering.
Aisha pergi untuk mengangkatnya dan terdengar suara seorang pria. “Halo, Bu, saya menelepon dari kantor polisi. Apakah ini nomor telepon Pak Rajiv?”
“Ya, betul.”
“Maaf, bu, ada kecelakaan dan seorang pria meninggal. Kami mendapatkan nomor ini dari dompet pria itu. Kami membutuhkan Anda untuk datang dan mengidentifikasi jenazahnya.”
Hati Aisha terpuruk! Ia terkejut! “Tapi suami saya ada di sini dengan saya?”
“Maaf, Bu, tapi kejadian itu terjadi pukul dua siang, ketika ia naik kereta.”
Aisha benar-benar seperti kehilangan hatinya. Bagaimana ini bisa terjadi?
Ia pernah mendengar tentang jiwa seseorang yang datang untuk bertemu dengan orang yang dicintai sebelum meninggal. Ia berlari ke ruangan lainnya. Suaminya tak ada di sana. Itu benar! Ia telah meninggalkannya untuk selamanya!
Oh, Tuhan, ia akan mati tanpa kesempatan untuk memperbaiki setiap pertengkaran. Aisha berguling sedih di lantai. Ia kehilangan kesempatannya. Selama-lamanya.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR