Transplantasi Hati Pertama di Indonesia

Agus Surono

Editor

Transplantasi Hati Pertama di Indonesia
Transplantasi Hati Pertama di Indonesia

Transplantasi hati pertama Indonesia berhasil dilakukan di RS PuriIndah Jakarta pada Desember 2010. Operasi dilakukan terhadap duapasien, Soebagijo (60) dan Nidjat Ibrahim (64).Tim bedah yang diwakili oleh dr.Tjhang Supardjo menyatakan, keduapasien mengalami sirosis (pengerasan hati) dan hepatoma (kanker hati)yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Transplantasi hati dilakukankarena kedua pasien sudah tidak mampu diberikan pengobatan apapunseperti operasi reseksi (iris tumor), intervensi (pengobatan tumor), danablasi (tumor dibakar langsung).

Teknik yang digunakan pada operasi ini adalahliving donor liver transplantdenganberbasis kriteria hangzhou. Ini sebuah kriteria transplantasi hati yangdipakai di seluruh dunia. Dalam teknik ini digunakan hati dari orang hidup."Transplantasi hati adalah operasi tingkat tinggi dan di Indonesiatergolong baru. Operasi berlangsung 13 jam dan dilakukan bersamaanantara pasien dan pendonor. Ada sekitar 20 tim dokter yang terlibat," papar dr. Tjhangdalam konferensi persnya di Jakarta (20/1).Hati yang diambil dari donor sekitar 50 - 60%. Syarat pendonor adalah bebas dari berbagai virus dan berumur antara 18 dan 60 tahun. Akan lebih baik jika golongan darah pendonor dan penerima sama. Buat pendonor tak perlu khawatir hatinya hilang sebesar angka tadi sebab hati mereka akan tumbuh setelah enam bulan. Selain itu, dalam operasi ini keselamatan pendonor menjadi masalah utama. Sebelumoperasi pendonor menjalani diet hati.Operasi dilakukan dengan penyambungan pembuluh vena, arteri, dan saluranempedu utama. Proses penyembuhan operasi tergolong cepat karenauntuk pasien hanya satu bulan dan pendonor hanya dua minggu.Kesulitan dari operasi ini terdiri atas tiga bagian.Pre-operationyaitu saat memberikan motivasi pada pasien danpendonor, proses operasi yang tergantung dengan kehandalan dokter yang menangani, kerjasama tim, anestesi khusus, dll., serta pasca-operasi yaituperawatan. Pada saat pasca-operasi ini dimungkinkan terjadi prosesrejeksi (penolakan hati).Kedua pasien mengaku tidak mendapatkan efek samping pasca-operasiini. Bahkan setelah dua minggu mereka justru merasakan kondisi yang lebih baik.

Perlu diketahui bahwa operasi ini hanya menelan biaya kuranglebih Rp 1 miliar, lebih murah dari Singapura yang Rp 3 - 4 miliar.

(Reporter: Olive)