Lorong Masa: Ketika Farouk Digusur Nasser (Bagian 1)

Mohamad Takdir

Editor

Lorong Masa: Ketika Farouk Digusur Nasser (Bagian 1)
Lorong Masa: Ketika Farouk Digusur Nasser (Bagian 1)

Intisari-Online.com -Dalam rangka merayakan ulang tahun yang ke-50, Intisari memuat artikel-artikel lama dengan tema yang dianggap relevan dengan kondisi saat ini.Berikut ini artikel Intisari edisi September 1977 dengan judul asli "21 Tembakan Meriam Untuk Raja Farouk Yang Dipecat."Hari itu 23 Juli 1952, dimulai seperti hari-hari biasa lain. Tank-tank dan tentara yang menjaga jalan-jalan dan gedung-gedung pemerintah tidak mengherankan siapapun juga, sebab sudah berbulan-bulan suasana di ibukota Mesir ini tegang.Tiba-tiba pukul 7 tepat semua musik berhenti. Suara yang menyenangkan terdengar dari setiap radio yang sedang dipasang: "O rakyat Mesir, dengarkanlah Mohammed Naguib berbicara kepada anda. Mesir yang digerogoti korupsi, dipecah-pecahkan oleh ketidakstabilan, baru saja melampaui masa yarng paling hitam dalam sejarahnya. Faktor- faktor kebobrokan sudah mencapai ketentaraan dan merupakan salah satu penyebab kekalahan kita di Palestina. Tentara yang diperintah oleh orang orang yang tidak becus dan pengkhianat-pengkhianat, tidak mampu lagi memerintah negara ini. Oleh karena itulah kami memurnikannya, tentara sekarang berada di tangan orang-orang yang mampu, berintegritas dan patriot. Anda boleh percaya kepada mereka...".Dalam beberapa saat saja, Kairo berubah. Dari rumah-rumah muncul pria, wanita dan anak-anak yang bergegas ke jalan. Semua mendengarkan kata-kata Jenderal Naguib, pemimpin baru Mesir. Dua juta penduduk Kairo ber-- seru : "Hidup Revolusi, Hidup Naguib", ketika jenderal itu selesai bicara. Lalu orang-orang berlarian ke arah jembatan Kubeh tempat pemerintah baru bermarkas. Mereka menyanyikan lagu-lagu perjuangan seraya meneriakkan slogan-slogan. Dari balkon-balkon berkibaran bendera hijau bulan sabit.Tidur nyenyak ketika itu, dua ratus km dari ibukota, dalam salah sebuah istananya, raja Farouk. Isterinya, Ratu Narriman, memakai pakaian tidur hitam berenda buatan perancang mode Paris. Kolonel Syerin, ipar Raja Farouk, yang beberapa jam sebelumnya diangkat menjadi Menteri Peperangan, sudah menyiapkan daftar semua perwira yang dicurigai akan menggulingkan Farouk. Farouk sudah menyiapkan hukuman bagi mereka.Naguib termasuk salah seorang di antara perwira dalam daftar. Walaupun sudah ada pengumuman radio mengenai perebutan kekuasaan, keadaan istana tetap tenang. Pukul 7 lewat 10 menit, dokter Hafez Afifi, direktur kabinet kerajaan, menelpon untuk memberitahu hal ini, tapi pelayan kamar menjawab: "Paduka sedang tidur...." — Tapi peristiwa ini gawat! Revolusi meledak!— Karena Paduka akan marah kalau dibangunkan, saya tidak berani menyampaikan telpon Anda. Afifi yang jadi gemas segera meletakkan gagang telepon sambil menyumpah-nyumpah. Ketika itu raja Farouk baru berumur 32 tahun. Ketika naik takhta 15 tahun sebelumnya rakyat Mesir menaruh banyak harapan pada raja keturunan Mehmet-Ali dari Albania ini. Tapi saat ini ia sudah sama sekali terpisah dari rakyatnya. Empat istananya yang megah penuh dengan kekayaan yang dibangun di atas kesengsaraan orang lain. Kekayaannya di Mesir, tanpa menghitung kekayaannya di luar negeri diperkirakan paling sedikit 600 juta dolar.Dari raja yang gendut itu, orang tidak punya kenang-kenangan yang manis. Pekerjaannya hanya berjudi di kasino-kasino Monte-Carlo dan Deauville. Pernah dalam satu malam saja ia kehilangan 100.000 dolar. Untuk memiliki seorang wanita bersuami, ia tidak segan-segan memenjarakan sang suami.Ia bukan hanya menceraikan ratu Farida yang lembut dan disukai pada saat pasukan-pasukan Mesir kalah di Palestina, tapi juga menikah kembali dengan Narriman pada hari kepulangan tentaranya yang kalah dari Palestina. Nasib negaranya, kemalangan tentaranya, penderitaan rakyatnya, tampaknya tidak menyentuh hatinya. Sebagian orang cuma menyesali sikapnya yang tidak peduli ini, tapi sebagian lagi menyalahkan Farouk atas kekalahan dan kesengsaraan ini.Yang paling tidak puas ialah perwira-perwira muda yang baru pulang dari Palestina. Sejak 1949, salah seorang di antara mereka, Gamal Abdul Nasser dengan cara tersamar telah menuduh Farouk sengaja menjerumuskan Mesir pada petualanganyang bodoh itu. Farouk, keluarganya dan orang-orang yang disukainya memang jadi kaya berkat perang itu. Nasser mempunyai catatan perihal skandal senjata yang dilakukan oleh Farouk. Ini semua menjadi permulaan babak baru di Mesir sebab Nasser akan menggulingkan Farouk!(bersambung)